jpnn.com, YOGYAKARTA - Ulama internasional berkebangsaan India, Dr. Zakir Naik, menilai saat ini banyak perspektif keliru mengenai arti jihad.
Karena itu, umat Islam berkewajiban untuk meluruskan pemahaman yang salah tentang jihad. Menurur Zakir Naik, pengertian jihad dan fundamentalisme harus dipisahkan.
BACA JUGA: Berkunjung ke Kantor MUI, Zakir Naik Diberi Hadiah...
Dalam lanjutan safari dakwahnya di Yogyakarta dengan judul Religion as an Agent of Mercy and Peace, Zakir menjelaskan makna jihad dan fundamentalis yang sering disalahartikan oleh umat Islam itu sendiri.
"Jihad itu berarti berjuang atau bersungguh-sungguh. Jihad itu berasal dari kata jahada (bahasa arab) yang berarti berjuang dengan sungguh-sungguh," kata Zakir Naik di Sportorium Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Senin (3/4).
BACA JUGA: Zakir Naik Singgung Makna Aulia dalam Almaidah
Menurutnya, setiap orang sebenarnya juga melakukan jihad, tidak hanya muslim. Orang-orang nonmuslim melakukan jihad sesuai bidang masing-masing yang mereka kerjakan.
"Kalau Islam jihadnya untuk kebaikan atau yang biasa kita kenal dengan jihad fi sabilillah atau berjihad di jalan Allah," ungkapnya.
BACA JUGA: Pemuda Muhammadiyah Ingin Zakir Naik Sebar Pesan Damai
Selain itu Zakir Naik juga meluruskan arti fundamentalis. Fundamentalis sering diartikan sebagai paham yang radikal. Padahal arti fundamentalis itu adalah usaha bersungguh-sungguh dalam mempelajari suatu hal.
"Banyak orang Islam yang tidak paham apa itu fundamentalis. Padahal fundamentalis itu wajib dimiliki semua orang agar bisa berilmu dengan benar. Seperti seorang dokter yang bersungguh-sungguh mempelajari ilmu kedokteran, itu seorang fundamentalis. Artinya orang yang fokus dengan apa yang ia pelajari itulah fundamentalis," katanya.
Oleh karena itu, Zakir Naik menolak bahwa istilah fundamentalis hanya dikaitkan dengan Islam dan disandingkan dengan pemikiran radikal. Selain itu, Zakir Naik menegaskan bahwa Islam sangat intoleran dengan hal yang bertentangan dengan ketidakadilan.
"Islam sangat tidak intoleran terhadap yang namanya ketidakadilan. Namun, mereka selalu memfitnah bahwa Islam adalah agama teroris. Dalam kampanye media mereka, sering menuduh Islam berperang untuk perdamaian. Justru Islam lah yang selalu menyerukan perdamaian," tutupnya.(mg5/JPNN)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Panitia: Pendaftaran Peserta Gelombang 1 dan 2 Ditutup
Redaktur & Reporter : Fandi