jpnn.com - Sejak terpilih sebagai pemeran Disa di Dilan 1990, peluang karir akting Adhisty Zara alias Zara JKT48 makin terbuka. Namanya kini kian diakui sebagai pemain film berkat perannya sebagai Euis di Keluarga Cemara.
Waktu menjadi Disa, peran Zara JKT48 di film Dilan 1990 cenderung kecil. Meski begitu, itulah awal mula Zara menghiasi layar lebar tanah air. Di Keluarga Cemara, perannya sebagai Euis cukup menggerakkan cerita. Scene-nya pun lebih banyak meski bukan pemeran utama seperti Abah (Ringgo Agus Rahman) atau Emak (Nirina Zubir).
BACA JUGA: JKT48 Beri Pertunjukan Demi Satpam SMAN 4 Tangsel
Member Tim T di idol group JKT48 itu juga menunjukkan performa akting yang bagus. Dia ditantang untuk berperan dengan emosi yang lebih kompleks. Marah, senang, sedih, dan kecewa. Tidak seperti Disa yang hanya berakting happy.
''Karakter Disa itu kurang lebih sama kayak pas aku lagi tampil bareng JKT48, ceria gitu,'' kata Zara saat ditemui di JKT48 Theater, fX Lifestyle X'nter, Jakarta.
BACA JUGA: Perjuangan Zara JKT48 Harus Menangis dalam Keluarga Cemara
Film Keluarga Cemara menuai respons positif. Begitu pula akting Zara sebagai Euis. Pada 19 Januari lalu, gadis 15 tahun itu meraih penghargaan pertamanya di bidang perfilman, Piala Maya untuk kategori Aktor/Aktris Cilik/Remaja Terpilih. ''Rasanya gimana ya, campur aduk. Seneng, nervous, dan nggak nyangka,'' ungkap Zara masih tidak percaya.
Bagi dia, meraih penghargaan di bidang akting melebihi ekspektasinya. Apalagi, menurut penggemar BLACKPINK dan BTS tersebut, para saingannya di kategori itu sangat kompeten. Ada yang sudah berpengalaman di film maupun drama musikal. Sebaliknya, Zara baru dua kali bermain film.
BACA JUGA: Perasaan Melody Eks JKT48 Jelang Jadi Istri Hanif Fathoni
Meski mengawali karir sebagai personel grup idola, Zara mengakui awalnya pengin menjadi pemain film. Gadis asal Bandung tersebut menilai dunia akting itu seru sekaligus menantang karena bisa mencoba berbagai peran.
Karena itulah, sambil aktif di grup idolanya, center Tim T JKT48 tersebut getol mengikuti casting. Untuk urusan belajar akting, Zara menyatakan tidak pernah ikut kelas akting yang diadakan manajemen JKT48 akibat padatnya aktivitas. ''Belajarnya lewat nonton YouTube, drama Korea, sama koordinasi dengan sutradara,'' jelasnya.
Karena hanya belajar sendiri, dia sempat khawatir saat berakting sebagai Euis. ''Pas lihat skripnya, ini emosinya dalam banget. Apalagi, aku merasa sulit nangis,'' ceritanya.
Supaya air matanya keluar deras, sebelum take, dia minta waktu untuk ngumpulin kesedihan. ''Dengerin lagu sedih dulu atau nonton cuplikan adegan sedih drama Korea,'' ungkapnya.
Di tengah kegembiraannya yang makin bersinar di layar lebar, Zara dilanda dilema. Keberhasilannya di Piala Maya membuat para fans JKT48 cemas. Mereka khawatir kalau Zara akan graduate karena lebih tertarik di perfilman. Maklum, cukup banyak member JKT48 yang tiba-tiba memutuskan lulus saat banyak orang yang mengidolakan mereka.
Dia menerima banyak pesan dari fansnya yang memohon agar tidak buru-buru graduate lantaran keasyikan main film. Menanggapi itu, cucu Acil Bimbo (personel grup musik legendaris Bimbo, Red) itu meyakinkan para fansnya bahwa dirinya tidak segampang itu keluar dari JKT48. ''Aku sadar banget peran aku di JKT48,'' ujar Zara yang sudah 2,5 tahun menjadi bagian dari JKT48.
Dengan bermain film, dia punya tanggung jawab lebih. Bagaimanapun, dia masih member JKT48 yang memiliki jadwal tampil di teater, konser, jumpa fans, ataupun show di luar kota. Zara terbantu oleh manajemen yang mengatur jadwalnya.
''Tugasku cuma jaga kesehatan,'' tegasnya. Apalagi, dia bakal terlibat dalam proyek film baru. ''Genrenya drama dan aku akan jadi sosok yang lebih dewasa," ungkapnya.
Jadi, lebih suka akting atau menjadi idol? Dia menjawab suka keduanya. Dua hal yang bertolak belakang, tetapi dinikmati Zara. ''Masing-masing punya kelebihannya deh,'' tandasnya. (len/c14/jan)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Siapa Mau ke Museum Bareng Yona?
Redaktur & Reporter : Adil