jpnn.com - Apresiasi besar pemerintah dan elemen masyarakat atas keberhasilan Lalu Muhammad Zohri mengungkit memori publik tentang sosok Fauzan Noor, atlet karate asal Kalsel berprestasi tingkat internasional. Sempat susah mencari pekerjaan, kini dia ditawari jadi honorer dan tentara.
Fauzan Ridhani, Banjarmasin
BACA JUGA: Jokowi Ungkap Rencana Membentuk Lembaga Pencari Talenta
Seolah menolak lupa, berbagai postingan di medsos akhir-akhir ini selalu menyebut nama Fauzan Noor. Betapa tidak, sosok Fauzan disebut-sebut setara dengan Lalu Muhammad Zohri, juara dunia lari di Finlandia yang berasal dari Indonesia. Kisah Zohri terbilang dramatis.
Diantaranya, sempat kesulitan mencari bendera Indonesia ketika ingin melakukan selebrasi. Hingga, seputar begitu keras perjuangannya hingga menjadi juar dunia, lantaran berasal dari keluarga kurang mampu. Keberhasilan Zohri mengharumkan nama negara mengundang simpati dan penghargaan dari berbagai pihak. Alhasil, kehidupan Zohri bakal berubah drastis menjadi lebih baik.
BACA JUGA: Menpora Dampingi Zohri Bertemu Presiden Jokowi
Layaknya Zohri, Fauzan juga sempat tertatih untuk ikut berlaga di Kejuaran Karate Tradisional tingkat dunia di Republik Ceko, Desember 2017 silam. Dengan kondisi keuangan yang tak memadai, Fauzan mengaku sempat pesimis bisa berangkat ke Ceko.
Namun, ada dua orang penting yang bersedia menanggung biaya keberangkatan Fauzan dan pelatihnya, yakni Sinpai Mustafa, ke Ceko.
BACA JUGA: Jokowi Rela Jadi Sopir Lalu Muhammad Zohri
“Mereka adalah Pak Gunhar, anggota DPR RI dan Pak Rachmi Soebagjo, Presiden Fudokan Karate untuk Republik Ceko. Kedua orang inilah yang membiayai kami berangkat ke Ceko. Supaya hemat ongkos, saya gunakan uang recehan yang ada untuk beli makanan ringan dan kopi sebagai bekal makan selama di Ceko,” kenang pria kelahiran Banjarmasin, 8 Oktober 1997 itu.
Singkat cerita, Fauzan sukses jadi juara dunia di Ceko. Di babak final, Fauzan menghadapi atlet karate tradisional tuan rumah yang badannya jauh lebih besar. Apakah sepadan?
Ternyata memang dalam karate tradisional, pertandingannya tidak mengenal kelas berat badan. Walaupun tak imbang, Fauzan ternyata mampu meladeni karateka Ceko tersebut. “Saya juga beruntung karena lawan keluar garis arena pertandingan. Hasilnya, wasit memberikan kemenangan dan gelar juara dunia buat saya,” paparnya.
Ungkapan senang dan bangga Fauzan jadi juara dunia di Ceko diekspresikannya dengan mengusung bendera Merah Putih dan menyandang tropi kemenangan. Sayangnya, ketika tiba kembali ke Indonesia, tak ada sambutan meriah atau penghargaan yang gegap gempita.
“Semuanya biasa saja. Saya sendiri tak mengharapkan penghargaan, karena mengharumkan nama Indonesia di ajang internasional sudah jadi kebanggaan tersendiri buat saya. Di Bandara Syamsudin Noor, saya disambut oleh para pengurus Federasi Olahraga Tradisional Indonesia (FKTI) Kalsel dan kalau tidak salah ada Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kalsel,” kata jawara karate tradisional Asia-Oceania 2017 itu.
Memiliki sertifikat juara dunia, membuat Fauzan memberanikan langkahnya melamar kerja di pemerintahan. Namun, kenyataannya tak semulus yang dibayangkan. Salah satunya ketika lamaran kerjanya untuk masuk jadi anggota Satpol PP belum dapat jawaban sampai sekarang.
“Ketika menyerahkan lamaran, petugas yang menerima lamaran bilang nanti akan dikabari kalau ada lowongan,” ucap pria yang bekerja di sebuah minimarket di bilangan Kayutangi Banjarmasin itu.
Namun demikian, Fauzan tetap optimistis menatap masa depannya. Sembari bekerja di minimarket, Fauzan juga tetap rajin latihan. “Kalau ada kejuaraan lagi, saya siap tanding,” paparnya.
Kisah Fauzan yang cukup viral di jagat medsos Kalsel, akhirnya sampai ke Walikota Banjarmasin, Ibnu Sina. Dalam sebuah acara olahraga di Lapangan SKB Banjarmasin, Ibnu tak menampik prestasi Fauzan memang layak untuk diberikan apresiasi.
“Kalau berkenan, saya coba usahakan Fauzan bisa melamar sebagai tenaga honorer di Pemko Banjarmasin,” ujar Ibnu, Senin (16/7).
Tak hanya itu, Danrem 101 Antasari, Kol Inf Yudianto Putra Jaya bahkan mengundang khusus Fauzan ke kediamannya di Wisma Antasari Banjarmasin, Senin (16/7) malam. Bahkan, Fauzan dijemput dengan menggunakan mobil operasional Korem 101/Antasari menuju ke Wisma Antasari.
“Mungkin ada peluang bagi Fauzan untuk menjadi Bintara. Sebentar lagi pendaftaran seleksi Bintara akan segera dibuka, Fauzan silakan daftar dulu dan ikuti mekanisme yang ada. Peluang jadi tentara cukup terbuka bagi orang yang pernah berprestasi dan mengharumkan nama negara,” ujar Danrem.(oza/ay/ran)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ini Hal Paling Berkesan Bagi Zohri Saat Bertemu Jokowi
Redaktur & Reporter : Soetomo