"Pemilukada DKI Jakarta adalah sebuah pembelajaran politik bagi elit dan partai-partai politik agar mereka tidak pongah lagi dalam setiap peristiwa Pemilu dan Pemilukada," kata Siti Zuhro, di gedung DPD, komplek Parlemen, Senayan Jakarta, Rabu (18/7).
Ke depan, lanjutnya, elit dan partai politik harus menyiapkan daftar kebutuhan masyarakat dan mencari orang yang benar-benar bisa memenuhi tuntutan masyarakat yang terkait langsung dengan kesejahteraan masyarakat.
"Hanya pasangan calon yang diyakini mampu memenuhi kebutuhan masyarakat yang akan mereka pilih. Pasangan calon yang diusung oleh partai besar dan berkuasa sekalipun ternyata tidak bisa merubah keputusan pemilih. Ini sangat baik untuk sebuah proses demokrasi yang selama ini sangat ditentukan oleh politik uang," tegasnya.
Menurut Siti Zuhro, substansi dari sebuah Pemilukada sesungguhnya bukan soal menang dan kalah sebagaimana yang lumrah terjadi dalam proses demokrasi.
"Pemilu dan Pemilukada adalah sebuah proses untuk terwujudnya tata-kelola pemerintahan yang baik. Jadi tidak sekedar proses demokrasi saja karena ada pertarungan civil society, mass media dan LSm di satu sisi berhadapan-hadapan dengan elit partai politik," tegasnya.
Siti Zuhro mengakui bahwa penyelenggaraan Pemilukada DKI Jakarta sangat berat karena proses dan figur calon terpilih akan menjadi rule Pemilukada di seluruh Indonesia.(fas/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Foke Kalah Bukan Salah Timses
Redaktur : Tim Redaksi