‘Hacker’ atau peretas komputer yang berbasis di Australia, ‘Abdilo’, telah meningkatkan aksi peretasannya. Kali ini peretas berusia remaja ini menayangkan hasil retasannya melalui video online secara langsung atau 'live'.

Kemarin (19/1), ABC mengungkap bahwa Abdilo bertanggung jawab atas tindakan yang bisa menjadi pelanggaran privasi terbesar dalam sejarah Australia.

BACA JUGA: Setelah 4 Dekade, Tabloid ‘The Sun’ Berhenti Pajang Foto Perempuan Topless

Abdilo mengatakan, ia mencuri lebih dari 770.000 catatan data ketika ia masuk ke sistem komputer perusahaan asuransi perjalanan ‘Aussie Travel Cover’.

BACA JUGA: Hiu Purba Bertampang Mengerikan Muncul di Perairan Australia

Informasi yang ia retas adalah informasi pelanggan dan polis asuransi, termasuk sebagian nomor kartu kredit, nama, nomor telepon dan alamat email.

Abdilo menerbitkan beberapa hasil retasannya secara online dan mengaku kepada ABC via aplikasi ‘chatting’ di internet, bahwa ia sadar tindakannya sembrono, tapi tak khawatir akan polisi.

BACA JUGA: Rekan Mereka Ditahan, Pencari Suaka di Pulau Manus Lanjut Mogok Makan

Dan sepertinya, perhatian media akan hasil eksploitasi online-nya yang illegal, tak juga mengkhawatirkannya.

Hari ini (20/1), Abdilo kembali beraksi dan sekali lagi meretas sistem komputer, kali ini ia memfokuskan perhatiannya pada situs pendidikan Amerika.

Ia memamerkan keahlian meretasnya kepada siapa saja yang ingin menonton aksinya secara online, melalui situs join.me.

Tahap demi tahap sistem komputer-pun jatuh ke dalam serangan injeksi SQL-nya yang sederhana.

Database kemudian menayangkan informasi pribadi sesorang dan siapa saja yang menonton video itu secara langsung, bisa melihatnya.

Ia kemudian mengunggah struktur database dari sebuah universitas di Amerika Serikat yang berbasis di negara bagian Illinois. Salah satu database itu bernama ‘email_list’ dan tampaknya berisi data pesan dan lampiran email.

Detil informasi satu orang sempat diunggah ke Twitter tapi hal itu bahkan tak dikomentari para pengikut Twitter ‘Abdilo’, yang sebenarnya sudah akrab dengan kejadian sehari-hari di akun sang peretas.

Setelah Abdilo selesai meretas, ia keluar dari sistem dan menulis: ‘siaran langsung selesai, harus pergi melakukan sesuatu, sampai ketemu’.

Laporan intelijen dari ‘IntelCrawler’, sebuah perusahaan teknologi informasi (IT) swasta di Amerika Serikat, mengatakan, Abdilo adalah seorang remaja yang tinggal di negara bagian Queensland, Australia.

Pasca peretasan, 'Aussie Travel Cover' bereskan sistem komputer

Pada hari Senin (19/1), Polisi Federal Australia (AFP) mengungkap bahwa pihaknya mengetahui masalah yang tengah dialami perusahaan ‘Aussie Travel Cover’ dan aksi peretas yang berhubungan dengan hal itu.

Tapi selain itu, AFP tak akan mengkonfirmasi apakah pihaknya sedang menyelidiki sang peretas.

Perusahaan ‘Aussie Travel Cover’ masih berusaha mengatasi kerugian mereka setelah diretas oleh Abdilo pada 18 Desember 2014.

Pada (20/1), perusahaan itu mengirim email ke para agen, mengatakan bahwa pelanggaran privasi yang terjadi sedang diselidiki.

"Sehubungan dengan hal ini, perusahaan kami telah melakukan kontak dengan pihak yang berwenang termasuk Tim Respon Darurat (CERT) Australia, AFP dan Komisi Privasi," tulis perusahaan itu.

Walau berterima kasih atas dukungan para agen, perusahaan ini masih belum menginformasikan para pelanggan atau pemegang polis bahwa data pribadi mereka mungkin telah dikompromikan.

Berdasarkan hukum Australia, ‘Aussie Travel Cover’ tak memiliki kewajiban hukum untuk memberi tahu pelanggan soal pelanggaran privasi tersebut.

BACA ARTIKEL LAINNYA... Piala Asia 2015 : Mile Jedinak Kembali Perkuat Socceroos di Laga Perempat Final

Berita Terkait