‎25 Tahun Borobudur dan Prambanan Jadi Warisan Dunia, Kesadaran Anak Muda Masih Minim
jpnn.com - JAKARTA--Memperingati 25 tahun ditetapkannya Borobudur dan Prambanan sebagai situs Warisan Dunia, Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) melakukan rangkaian kegiatan dengan tema Love Or Lost. Program ini adalah sebuah kampanye untuk membangun rasa cinta anak muda terhadap warisan dunia dan cagar budaya yang Indonesia miliki.
"25 tahun jatuh bangun menjaga kepercayaan dunia bukanlah tugas yang mudah. Demikian pula dengan menjaga warisan dunia yang dibebankan UNESCO pada kita. Perlu sebuah program berkesinambungan yang mengikuti amanat UU Cagar Budaya tahun 2010, yaitu melibatkan peran serta masyarakat dalam setiap kegiatan," papar Direktur Warisan dan Diplomasi Budaya Ditjen Kebudayaan Kemendikbud Nadjamudin Ramly dalam jumpa pers, Selasa (30/8).
Ditambahkannya, kali ini difokuskan kepada anak muda sebagai stake holder yang memiliki peran utama dalam program warisan dunia. Apalagi UNESCO menempatkan anak muda sebagai sentral perdamaian dunia.
"Di masa depan, anak muda akan menjadi pengambil keputusan penting dalam menyelamatkan warisan dunia, tapi apa yang dilakukannya hari ini bahkan sudah bisa memengaruhi keberadaan warisan dunia," terangnya.
Itu sebabnya anak muda perlu dilibatkan secara aktif dan ikut memikirkan cara-cara kreatif dalam menyelamatkan Warisan Dunia. Terlebih kesadaran anak muda untuk mencintai dan menjaga warisan budaya serta cagar budaya masih minim.
"Mereka bukan sekadar objek dari program-program tersebut. Hanya dengan menjadi subjek, anak muda akan memiliki rasa cinta dan rasa memiliki. Dan cuma mereka yang merasa memilikilah yang akan mati-matian menjaga Warisan Dunia," pungkas Ramli. (esy/jpnn)