12 SD Ditutup Karena Kekurangan Guru
jpnn.com - KOTA – Dua sekolah dasar (SD) di Kabupaten Sragen, Jawa Tengah gagal di-regrouping setelah diprotes para alumninya. Di antaranya SDN Mojo, Sragen dan SDN 2 Gemolong.
Meski demikian, demi efisiensi guru, 12 SD tetap ditutup pada tahun ini. Hal itu dilakukan lantaran Dinas Pendidikan (Dispendik) Sragen kekurangan 900 guru SD.
Sekretaris Dispendik Sragen, Darmawan memastikan tidak akan melakukan regrouping atau penggabungan antara SDN Gemolong dengan SDN 2 Gemolong. ”Ada beberapa alasan dibatalkannya rencana tersebut. Selain ada penolakan dari komite sekolah, kedua sekolah itu sama berkembang dan prestasinya baik,” kata Darmawan seperti yang dilasnir Radar Solo (Jawa Pos Group), Selasa (23/12).
Lantas SDN Mojo juga kembali dihidupkan. Sekolah tersebut saat ini kembali aktif sejak empat tahun lalu dan menyatu dengan kompleks SDN 5 dan SDN 8 Sragen.
”Adanya penolakan yang terjadi rencana penggabungan dua SD yang berada di satu kampus di Gemolong ini menjadi bahan pembelajaran dinas dalam melakukan penggabungan," ungkap Darmawan.
Dengan gagalnya penggabungan SDN Gemolong dan SDN 2 Gemolong, maka tahun ini dia hanya menggabung 12 SD negeri. Kebanyakan SD itu di daerah pinggiran dan kondisinya tidak berkembang karena berbagai hal. Dengan dilakukan regrouping, diharapkan mampu mengefisiensi tenaga pengajar. Lantaran saat ini Sragen kekurangan 900 guru SD. ”Parahnya lagi tahun ini ada 250 guru memasuki masa pensiun. Sementara dalam rekrutmen yang dilakukan hanya ada kuota penambahan enam guru,” jelasnya.
Agus Endarto, salah satu alumnus SDN Mojo sepakat jika kembali diaktifkan. Kabar itu tentu disambut gembira karena para alumnus merasa kembali memiliki sekolah di mana mereka pernah belajar. ”Ya kami menyambut baik,” tutur seorang PNS ini. (in/un)