2017, AirAsia Cetak Pendapatan Usaha Rp 3,82 Triliun
jpnn.com, JAKARTA - PT AirAsia Indonesia Tbk menyampaikan laporan kinerja keuangan konsolidasi pada 31 Desember 2017 dan untuk tahun keuangan yang berakhir pada tanggal tersebut.
Pada 2017, AirAsia Indonesia mencatatkan pendapatan usaha sebesar Rp 3,82 triliun, yang hampir setara dengan tahun sebelumnya sebesar Rp 3,89 triliun. Hal tersebut dipengaruhi oleh kinerja entitas anak perseroan pada kuartal empat, yang terdampak dari aktivitas Gunung Agung di Bali.
Meski begitu, kinerja perseroan menunjukkan tren yang positif dengan kesuksesan mencatatkan laba sebelum pajak sebesar Rp 300,29 miliar sepanjang 2017. Pencapaian ini meningkat secara signifikan sebesar 224,65 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai Rp 92,49 miliar.
Sementara itu, perseroan juga sukses meningkatkan efisiensi operasionalnya yang ditunjukkan dengan penurunan beban usaha sebesar 7,14 persen, dari Rp 3,70 triliun di tahun sebelumnya menjadi Rp 3,43 triliun pada periode 2017.
"Adapun rugi tahun berjalan yang tercatat sebesar Rp 512,96 miliar dipengaruhi oleh beban pajak penghasilan yang sebagian besar berupa beban pajak non-tunai hasil dari penghapusan aktiva pajak tangguhan perseroan," ujar Direktur Utama PT AirAsia Indonesia Tbk, Dendy Kurniawan.
Dendy menjelaskan, perjalanan di 2017 ditutup dengan tuntasnya penantian panjang afiliasi AirAsia di Indonesia untuk melantai di bursa dengan resminya IAA menjadi entitas anak dari AAID.
“2018 adalah tahun di mana kami semakin memfokuskan diri pada pelayanan pelanggan. Dengan dukungan dari pemangku kepentingan terkait serta memaksimalkan keunggulan berupa luasnya jaringan rute grup di mana entitas anak kami bernaung, kami optimistis untuk dapat membawa IAA terbang lebih tinggi dan senantiasa menjadi maskapai hemat biaya pilihan masyarakat," tandas dia.(chi/jpnn)