3 Partai Besar Dekati Kang Emil jadi Gubernur DKI Jakarta
jpnn.com - BANDUNG - Wali Kota Bandung Ridwan Kamil punya analisa sendiri terkait banyaknya dukungan kepada dirinya untuk maju mencalonkan diri sebagai Gubernur DKI Jakarta, dalam pilkada 2017 nanti.
"Saya menganalisa, ada tiga golongan kenapa banyak yang mendukung saya maju menjadi Gubernur DKI. Kemungkinan pertama, ada yang mendukung saya karena memang ikhlas mendoakan saya agar lebih maju," papar Kane Emil, sapaannya, seperti dikutip dari Radar Bandung, Sabtu (23/1).
Kemungkinan kedua, lanjut dia, ada yang sengaja mendorong untuk maju dalam Pilkada DKI 2017 dengan maksud menjatuhkan dirinya. Menurut Kang Emil, kalau dia gagal di Pilkada DKI, kepopulerannya bakal ikut hancur. "Dia tidak suka saya. Kalau saya enggak ada, dia (golongan kedua) ini tepuk tangan," ujarnya.
Kemungkinan terakhir adalah agar Ridwan Kamil tidak ikut dalam Pilkada Kota Bandung 2018 mendatang. Soalnya, dengan kepopuleran yang dimiliki, Ridwan Kamil akan sulit disaingi oleh bakal calon wali kota Bandung berikutnya. "Sudah kebaca yang dulunya anti saya jadi balik mendoakan agar saya pergi. Itu tidak masuk ke logika saya. Setelah diselidiki ternyata sudah punya calon untuk Wali Kota Bandung 2018. Kalau saya pergi berarti persaingan berkurang," katanya.
Nah, Kang Emil sendiri mengaku sudah berkomunikasi dengan tiga partai besar terkait Pilkada DKI itu. "Tidak etis ya kalau saya sebutkan sekarang," kilahnya.
Meski tidak menyebutkan telah berkomunikasi dengan beberapa partai, namun Ridwan Kamil tidak menampik ketika ditanya Gerindra sudah menghubunginya, untuk datang pada acara penjaringan calon gubernur DKI, Partai Gerindra, pada 27 Januari mendatang.
"Ya lihat jadwal nanti. Kan saya tidak harus datang secara fisik, bisa lewat telepon. Saya kan punya tugas sebagai wali kota," paparnya.
Isunya, selain Gerindra, dua partai lain yang melirik adalah PKS dan PDI Perjuangan. Namun, sepanjang warga Bandung masih menginginkannya sebagai wali kota, dia mengaku masih akan meneruskan tugasnya sebagai wali kota. "Kecuali kalau saya sudah tidak diinginkan di Bandung, baru saya akan berhenti," tandasnya. (mur/adk/jpnn)