3 Persen Penduduk Pengguna Narkoba, Sumut Masuk 'Papan Atas' di Indonesia
jpnn.com - JAKARTA - Sumatera Utara tidak hanya menjadi salah satu pintu masuk narkoba asal mancanegara untuk dipasok di Indonesia. Daerah itu juga sudah menjadi salah satu tempat peredaran narkoba terbesar di Indonesia.
Badan Narkotika Nasional (BNN) mencatat, Sumut merupakan peringkat ke tiga terbesar setelah DKI Jakarta dan Kalimantan Timur. Tercatat jumlah pengguna mencapai tiga persen dari total penduduk yang ada.
"Jadi kenapa Sumut menjadi pintu masuk dan salah satu peredaran terbesar, karena penggunanya banyak sekali. Sekarang ini tiga persen dari jumlah penduduknya pengguna narkoba," ujar Kepala Bagian Humas BNN Slamet Pribadi kepada JPNN, Kamis (29/10).
Selain tingkat pengguna yang sangat banyak, Sumut menjadi salah satu pintu masuk karena berbatasan langsung dengan beberapa negara tetangga. Selain itu, jumlah pelabuhan tikus yang ada juga sangat banyak. Terhampar di sepanjang garis pantai yang begitu panjang.
"Jadi banyak sekali masuk lewat pelabuhan-pelabuhan tikus, enggak bisa dihitung (jumlah,red) pelabuhan tikus yang ada," katanya.
Selain dua penyebab tersebut, Slamet juga mengakui narkoba masuk lewat Sumut bisa jadi juga disebabkan karena lemahnya penegakan hukum. Karena itu sesering apapun penangkapan dilakukan, tidak cukup mampu mengatasi tingkat penyalahgunaan narkoba di Indonesia.
Karena itu perlu tindakan preventif terhadap pencegahan. Sehingga langkah bandar seperti yang baru-baru ini memasukkan narkoba jenis sabu-sabu sebanyak 260 kilogram ke Sumut, dapat diatasi. Karena antara ketergantungan terhadap narkoba dengan pengiriman, sangat terkait erat.
"Antara pendekatan hukum, pengobatan dan pencegahan, harus berjalan beriringan. Percuma penangkapan dan penahanan kalau tidak diobati. Kalau pengguna menurun, maka bandar akan gulung tikar. Ini yang saat ini juga menjadi fokus utama kami," ujar Slamet.(gir/jpnn)