30 ABK Indonesia jadi Korban Perbudakan di Kapal Thunder
jpnn.com - JAKARTA - Sea Shepherd Conservation Society (SSCS) atau organisasi konservasi lautan non-profit berhasil menemukan puluhan anak buah kapal (ABK) asal Indonesia yang menjadi korban perbudakan di Kapal Thunder.
Captain Sea Shepherd Global, Siddarth Chakrawarty mengatakan, penemuan tersebut terungkap awal bulan lalu. Saat itu, pihaknya menemukan 30 ABK berasal dari Indonesia.
"Pada 7 april 2015 lalu, ada Kapal Thunder terdaftar di Nigeria. Begitu tertangkap mereka tenggelamkan diri. Dari 40 ABK, ada 30 ABK yang warga negara Indonesia," ujar Siddarth di Kantor KKP, Jalan Merdeka Timur, Jakarta, Senin (18/5).
Selain di Kapal Thunder, praktik perbudakan terhadap ABK Indonesia juga terjadi di Kapal Kunlun yang juga terdaftar di Nigeria. Namun, kapal itu akhirnya berhasil ditangkap di Malaysia.
Selain melakukan penangkapan ikan, kapal-kapal tersebut juga diduga menjadi penampung barang-barang yang dilarang diperjualbelikan. "Disinyalir (Kapal Kunlun) juga digunakan untuk perdagangan satwa liar, senjata api dan narkoba," kata Siddarth.
Pihaknya yakin, masih banyak ABK asal Indonesia yang jadi korban praktik perbudakan di luar negeri. Pasalnya dari data Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, ada sekitar 210 ribu ABK yang bekerja di negeri orang. (chi/jpnn)