390 SMK di Lampung Krisis Guru Produktif
jpnn.com - BANDARLAMPUNG - Permasalahan kekurangan guru produktif di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) kian meluas. Berdasarkan data yang didapat Radar Lampung (Grup JPNN) kemarin (7/8), total ada 390 SMK negeri/swasta di Provinsi Lampung yang mengalami persoalan serupa.
Minimnya kuantitas guru disebabkan semakin banyaknya pengajar produktif SMK yang pensiun setiap tahunnya. Ini semakin diperparah karena perguruan tinggi di Lampung tidak mampu mencetak guru SMK. Hal tersebut secara tidak langsung mengancam keberlangsungan SMK tersebut.
Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Lampung Heri Suliyanto angkat bicara terkait masalah ini. Dia mengakui jika untuk sementara pemerintah hanya bisa berharap kepada guru SMK dari luar daerah. Namun, solusi terbaiknya adalah pemerintah kabupaten/kota bersama Badan Kepegawaian Daerah (BKD) menyediakan formasi guru SMK.
"ÂSaya sudah mediasi dengan pihak Unila. Memang benar untuk membuka prodi (program studi) tidaklah mudah dan butuh waktu. Maka dari itu kami masih berharap guru SMK dari luar daerah,"Â jelasnya.
Karena itu, Heri meminta pemerintah daerah dapat lebih bijaksana dalam menyusun formasi CPNS, khususnya guru. Selama ini formasi guru yang dibuka selalu bidang studi umum yang jumlahnya sudah banyak.
Jumlah SMK negeri/swasta yang krisis guru produktif di Lampung mencapai ratusan. Rinciannya di Bandarlampung sebanyak 59 sekolah; Lampung Utara (21); Lampung Selatan (38); Lampung Barat (7); Lampung Timur (55); dan Lampung Tengah (52).
Berikutnya Waykanan (24); Tulangbawang (21); Tanggamus (20); Pesawaran (16); Metro (20): Tulangbawang Barat (17); Pesisir Barat (3); Mesuji (10); dan Pringsewu (27). (cw2/c4/ade)