4 Kapal Nelayan Asing Curi Ikan Saat Presiden Di Natuna, Akhirnya...
jpnn.com - NATUNA - Pulau Natuna, Kepulauan Riau, dicap memiliki kekayaan sumber daya laut yang berlimpah. Banyak negara tetangga, ingin mengklaim wilayah ini, karena kekayaan alam lautnya.
Karenanya, Natuna kerap jadi target pencurian ikan oleh nelayan negara asing. Bahkan, pada perhelatan pertunjukkan latihan Yudha TNI AU yang dihadiri Presiden Joko Widodo, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, Kapolri Jenderal Tito Karnavian, dan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudji Astuti, ternyata TNI menangkap kembali para nelayan asing.
"Hari ini kami baru nangkap lagi. Ada empat kapal dari Vietnam, ditangkap KRI Lamadang. Mereka menangkap ikannya sampai di wilayah kita," kata Komandan Pangkalan Angkatan Laut Ranai, Kolonel Laut Arif Badrudin di Selat Langka, Natuna, Kepulauan Riau, Kamis (6/10).
Menurut Arif, nelayan asing yang menangkap ikan di Natuna, sudah bukan hal tabu. Bahkan, pada bulan-bulan yang lalu, nelayan asing kerap ditangkap. Pencurian bukan hanya melewati wilayah maritim Indonesia saja, tapi tipu muslihat pun dilakukan nelayan asing demi mengambil sumber daya laut di Natuna.
Namun demikian, karena adanya pembangunan pangkalan dan semakin kuatnya pertahanan di Natuna, nelayan asing kian menurun.
"Tidak ada peningkatan (pencurian ikan oleh negara asing) karena sudah diberikan efek jera. Kalau tahun kemarin, hampir tiap hari kami nangkap," jelasnya.
Arif mengakui bahwa perairan Natuna memiliki daya tarik bagi nelayan asing. Kemudian, Pulau Natuna berada di lokasi yang strategis dan berbatasan dengan Laut Cina Selatan (LCS). Oleh karena itu, perairan di sekitar pulau Natuna ini menjadi jalur perdagangan yang strategis, dan memiliki nilai ekonomi yang besar.
"Makanya wilayah perairan Natuna ini memang menjadi daya tarik bagi warga negara lain, khususnya nelayan, karena ikannya banyak. Kekayaannya juga besar, ada potensi migas," tandasnya.(Mg4/jpnn)