5 Alasan 10 Ribu Pengusaha Dukung Jokowi - Ma'ruf
jpnn.com, JAKARTA - Calon Presiden Joko Widodo alias Jokowi mendapatkan dukungan dari 10 ribu pengusaha dalam acara deklarasi yang berlangsung di Istora Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta pada Kamis (21/3).
Koordinator kelompok relawan KerJo (Pengusaha Pekerja Pro Jokowi) yang memotori dukungan tersebut, Hariyadi Sukamdani, menyampaikan ada lima hal yang ditekankan dalam Deklarasi Pengusaha yang dibacakan para pengusaha di hadapan Jokowi.
Pertama, kepemimpinan mantan gubernur DKI Jakarta itu dinilai penting dilanjutkan untuk menjaga stabilitas politik dan kesinambungan kebijakan ekonomi-politik Indonesia lima tahun ke depan.
Kemudian, Jokowi diyakini telah memperlihatkan sikapnya sebagai pemimpin yang demokratis, tidak otoriter, dan bersedia mendengarkan aspirasi dunia usaha.
Presiden ketujuh RI tersebut beserta keluarga telah memberikan suri tauladan tidak terlibat praktek KKN, sehingga dapat diandalkan untuk mengembangkan iklim usaha yang kompetitif, tidak monopolistik serta tidak nepotis.
Lalu, Jokowi selama ini terbukti teguh menjaga ideologi Pancasila dari semakin menyebarnya ancaman ideologi ekstrem yang anti keberagaman.
Terakhir, suami Iriana itu telah menunjukkan ketegasan dan keberaniannya dalam mengambil berbagai kebijakan yang tidak populer tapi strategis untuk pertumbuhan ekonomi nasional ke depan.
“Karena lima pertimbangan itulah, maka kami para pengusaha Indonesia mendeklarasikan sikap untuk mendukung terpilihnya kembali Pak Jokowi sebagai Presiden RI,” tegas Hariyadi.
Sementara itu, tokoh pengusaha nasional lainnya, Rosan Roeslani menerangkan bahwa mereka selama ini mencermati berbagai capaian penting pemerintahan Jokowi di sektor ekonomi.
Membandingkan berbagai parameter pada Maret 2015 dengan Maret 2018, pemerintahan Jokowi telah membukukan berbagai capaian ekonomi penting. Pertumbuhan ekonomi terus membaik, dari 4,88% kini menjadi 5,17%. Itu angka tertinggi sejak 2014.
Kemiskinan turun menembus satu digit, dari semula 11,2% (28,6 juta jiwa) menjadi 9,8% saja (25,9 juta). Pengangguran juga berhasil dipangkas secara signifikan, dari semula 6,18% (7,5 juta orang) menjadi cuma 5,1% (6,8 juta orang).
Ekonomi pun berangsur semakin adil. Tingkat ketimpangan (Rasio Gini) mencapai titik terendah dalam tujuh terakhir, menyentuh 0,384 per September 2018.
Menurut pemeringkatan Business Insider, di tahun 2018 Indonesia ditempatkan di peringkat ke-2 negara terbaik untuk investasi mengalahkan Singapura, Belanda, Inggris, dan Perancis.
“Yang juga penting kita catat keberanian Beliau menetapkan kebijakan yang tidak populer tapi penting untuk kesehatan anggaran kita, yakni memangkas subsidi BBM,” ucap Rosan menambahkan.(fat/jpnn)