53 Imigran Terdampar Di Mentawai
Selasa, 04 September 2012 – 14:58 WIB
Walau terkendala bahasa, terang AKP Surya Negara, proses identifikasi tetap diupayakan melalui bahasa isyarat. Petugas Polsek Sikakap hanya bisa mengantongi identitas imigran tersebut, dengan cara meminta mereka menuliskan nama di secarik kertas. “Datanya belum bisa saya emailkan, karena terkendala sinyal yang buruk di Sikakap,” terangnya.
Sementara waktu, 53 orang WNA ini digabungkan dengan 43 imigran lainnya yang telah diamankan sebelumnya. Total, kini ada 98 orang imigran yang ditampung di Gedung Kui, di Pulau Sikakap. Untuk sampai di Desa Sikakap yang ada di Pulau Pagai Selatan dari ibu kota kabupaten Kepulauan Mentawai, Tua Pejat yang ada di Pulau Siberut, memerlukan waktu sekitar 11 jam dengan kapal mesin. Cuaca yang kerap berubah ditambah laut yang berhadapan dengan Samudera Hindia, perjalanan menuju kawasan itu jadi sangat berbahaya. Kerap, kapal terpaksa tak bisa berlayar karena cuaca berubah tiba-tiba.
“Kondisi mereka tampak sudah lemas. Beberapa orang di antaranya terlihat sakit. Mungkin karena mabuk laut, setelah diombang-ambing ombak yang terkenal ganas di perairan yang berhadapan langsung dengan Samudra Hindia ini. Terlebih, cuaca sangat ekstrim yang menyebabkan gelombang tinggi sejak sepekan terakhir di kawasan itu,” tambahnya.