638 Kasus DBD di Batam selama 2018, Dua Orang Meninggal
"Yang paling bagus itu 4M plus. Fogging ini dilakukan kalau sudah ada korban yang ditemukan tapi cara ini tidak efektif. Sebab nyamuk semakin bertahan jika kena fogging," bebernya.
Dia menyebutkan warga juga harus cepat tanggap mengenali ciri- ciri demam berdarah. Didi menyebutkan ciri awal DBD diantaranya nyeri dibagian punggung, sendi dan tulang, hilang selera makan, kelelahan atau panas dingin, mual serta muncul ruam-ruam merah pada kulit.
"Jika ada anggota keluarga yang memiliki ciri- ciri tersebut segera bawa ke pusat layanan kesehatan agar bisa ditangani dengan cepat," imbaunya.
Sementara itu, Kepala Puskesmas Tiban Baru, Ana Hasina mengatakan bulan ini ada satu orang yang ditemukan positif menderita DBD di Tibanlama. "Baru satu yang ditemukan. Kami dan kemarin sudah lapor juga dan dilakukan fogging," lanjutnya.
Selain fogging atau penyemprotan, pihaknya juga melakukan pemberian obat pembunuh bibit nyamuk (Abate) kepada warga sekitar rumah penderita. Ia menjelaskan kalau ditemukan kasus warga harus segera melakukan gotong royong berupa membersihkan lokasi rumah korban, fasum hingga lingkungan sekitar rumah korban.
"Kalau fogging itu kan di dinas. Kalau kami pemberian abate hingga pemantauan jentik nyamuk sebagai langkah pencegahan," terang Ana.
Pihaknya selalu berkoordinasi dengan perangkat RT/RW hingga lurah setempat untuk menggelar kegiatan gotong royong. "Biasanya kami Sabtu atau Minggu juga turun Goro. Jadi semuanya harus terlibat untuk pencegahan DBD ini," tutupnya.
Untuk Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Embung Fatimah di Batuaji mencatat ada 72 pasien terserang penyakit Demam Berdarah Dangue (DBD) di tahun 2018. Dua di antaranya anak-anak dan dewasa meninggal dunia akibat sengatan nyamuk aedes aegpty tersebut, Rabu (30/1).