94 Ribu Ton yang Diimpor Itu Bukan Beras tapi Menir
Sementara itu impor 94 ribu ton pada awal 2017 merupakan beras pecah 100 persen atau yang biasa disebut beras menir.
Beras semacam ini lazim diperuntukkan untuk dunia industri. Tidak untuk beras pangan yang dikonsumsi oleh masyarakat luas.
“Kalau beras konsumsi namanya beras medium, itu kalau bukan bulog tidak boleh ada lain yang impor,” kata Suwandi.
Dalam rombongan 94 ribu ton tersebut, Suwandi juga menyebutkan ada sebagian kecil gabah yang diangkut, serta beberapa jenis beras khusus.
Yakni beras-beras mahal berkualitas sangat baik yang didistribusikan ke restoran-restoran mahal atau bahan makanan khusus. “Kalau beras konsumsinya sama sekali tidak ada,” katanya.
Suwandi berharap semua pihak bisa mengecek kebenaran langsung dan tidak serta merta berspekulasi. Impor yang tiba pada 2016 tidak mesti impor yang dibuat pada 2016.
Cara terbaik untuk mengecek kebenaran data impor, tidak cukup dengan mengandalkan data dari BPS.
Tapi juga harus mengecek ke lapangan langsung, yakni ke pelabuhan. “Data BPS juga kan ngambil dari pencatatan di pelabuhan,” pungkas Suwandi. (tau)