Ada Bias Politik, ICC Hanya Targetkan Afrika
Minggu, 03 Juli 2011 – 23:20 WIB
Keberpihakan tersebut menjadi semakin nyata saat ICC dihadapkan pada konflik Israel-Palestina. Dengan senjata lengkap, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) sangat percaya diri menyerang kantong-kantong militan Palestina di Jalur Gaza dan Tepi Barat. Dalam serangan seperti itu, warga sipil yang tidak berdosa selalu terkena terjangan roket dan peluru. Bahkan, biasanya, lebih banyak nyawa warga sipil yang melayang dibandingkan nyawa militan Palestina yang menjadi target.
Sayangnya, karena Israel bukanlah negara anggota, ICC tidak bisa banyak berbuat. Song Sang-hyun, presiden ICC, berdalih bahwa ICC hanya dapat menjalankan aktivitas hukum di negara-negara anggota. Atau, kepada individu-individu yang berasal dari negara-negara anggota. Karena itu, pelanggaran AS di Iraq, Afghanistan, atau Pakistan pun luput dari sorotan.
Kritik pedas dilontarkan Stephen Asiimwe. Menurut aktivis pan-Afrika itu, ICC juga menganut standar ganda. Sampai sekarang, sebagian negara Eropa yang menjadi anggota ICC tidak pernah melakukan kewajiban mereka sebagai negara anggota. Bahkan, Prancis yang paling santer menyuarakan perlawanan terhadap Kadhafi tidak membuka diri terhadap ICC. Khususnya, terkait dengan kejahatan yang dilakukan tokoh-tokoh dari negeri anggur itu selama tujuh tahun sejak Statuta Roma diadaptasi ICC.