Ada Celah Ungkap Kasus Pembunuhan wartawan Udin
Setelah tak Terungkap Selama 17 TahunHarusnya Polisi Malu
Tidak terungkapnya kasus Udin selama 17 tahun mestinya menjadi koreksi dan evaluasi bagi kinerja Polda DIJ. Suara itu mengemuka saat puluhan jurnalis yang tergabung dalam Solidaritas Wartawan untuk Udin menggelar aksi di halaman gedung DPRD DIJ, kemarin (13/8).
“Harusnya polisi malu karena tidak bisa membongkar kasus Udin,” ujar Redaktur Senior Harian Bernas Jogja Hj Arie Giyarto ketika memberikan pernyataan di depan peserta aksi.
Menurut dia, selama ini polisi sukses mengungkap kasus-kasus besar. Namun untuk kasus Udin yang relatif kecil, Polda DIJ seolah tidak bergigi.
Berkali-kali Kapolda berganti, hanya janji kosong saja yang diterima wartawan. “Itu (kasus Udin) bukan kasus luar biasa, karena pembunuhannya hanya menewaskan satu orang saja. Tommy Soeharto saja bisa diseret ke pengadilan. Masak pembunuh Udin tidak bisa,” kritiknya.
Ketua PWI Cabang Jogjakarta Sihono Harto Taruno kembali meminta polisi tidak perlu berbasa-basi. Ini karena pada 17 Agustus 2014, bila kasus Udin tak juga terungkap maka kasus ini bakal kedaluwarsa.
”Jadikan pemberitaan sebagai motif pembunuhan, bukan yang lain. Polisi selalu bilang tidak ada kejahatan yang sempurna, tapi nyatanya sampai sekarang tetap tidak ada kemajuan,”sesalnya.
Menandai aksi itu juga diluncurkan logo gerakan untuk Udin berbentuk baliho warna merah. Baliho itu dipasang di lobi depan gedung dewan bertuliskan pesan ”Semangat Terus Membara.” Di atasnya tertulis Solidaritas Wartawan Untuk Udin.