Adu Cepat Kapal Tenaga Surya
Rabu, 25 Juni 2008 – 14:53 WIB
Meski sesi kualifikasi percobaan waktu Minggu (22/6) sempat terkendala angin kencang, start Senin (23/6) berjalan dengan lancar. ”Walau terpaksa diundur beberapa saat karena masalah teknis, seluruh peserta akhirnya bisa diberangkatkan dalam kondisi dan situasi yang mendukung,” terang Jubir Frisian Solar Challenge, Christel Pieper.
Selain lebar-sempitnya jalur, cuaca juga menjadi tantangan tersendiri bagi para peserta. Sebab, kapal yang digunakan dalam ajang Frisian Solar Challenge mutlak membutuhkan sinar matahari. ”Cuaca yang tidak menentu seperti sekarang memaksa peserta harus kreatif menggali ide mereka demi meraih kemenangan,” kata Pieper.
Sebagai antisipasi cuaca, sebagian besar peserta menyisipkan teknologi pada desain kapal mereka. Mulai dari sistem pendingin hingga mesin pendorong yang terbuat dari fiber karbon. Di samping itu, peserta juga berusaha mendesain kapal mereka secermat mungkin untuk mengurangi gesekan.
Tim dari Technical University of Delft, pemenang Frisian Solar Challenge tahun lalu, melapisi kapal mereka dengan panel surya yang terbuat dari gallium arsenide. Sementara, lambung kapalnya dirancang khusus oleh teknisi ahli Marin Research Institute Netherlands. Tanpa nahkodanya, berat total kapal tersebut kurang dari 90 kilogram.
Namun, menjadi pemenang bukan menjadi tujuan akhir para peserta. Yang lebih penting dari memenangkan kompetisi, yang konon paling akbar di dunia, tersebut adalah kreativitas. Masing-masing ingin menjadi peserta dengan desain kapal tenaga surya paling efisien. ”Tujuan kami adalah menggunakannya di Teluk Guanabara dalam program bebas sampah,” tandas Ronaldo Fazanelli Migueis dari Federal University Rio de Janeiro, Brazil. (AP/hep)