Agar Anak Tak Sekadar Merayakan
jpnn.com - jpnn.com - Leo Sugiarto tampak serius. Tangannya terus menari di atas selembar kertas sembari memegang kuas bertinta hitam. Tak butuh waktu lama, kaligrafi Tiongkok tertulis indah. Di depannya, anak kecil bernama Aline memperhatikan dengan seksama.
Aline tak sendiri, bersama puluhan temannya, siswi kelas 2 SD itu penuh semangat belajar membuat kaligrafi Tiongkok. ”Susah tapi seru,” katanya lucu.
Menurut Leo, butuh kesabaran dan ketelatenan membuat kaligrafi. Tantangan utamanya adalah mengayunkan kuas. ”Sebab ini bukan kuas biasa, tapi terbuat dari bulu domba. Jadi begitu lembut saat digunakan,” katanya.
Kegiatan melukis kaligrafi itu menjadi salah satu rangkaian acara Oriental Performing Arts, Craft, & Culture yang diselenggarakan Metta School di Ciputra World Surabaya. Selain seni kaligrafi, anak-anak juga diajak mengenal dan mencoba langsung seni tali temali asal Negeri Tirai Bambu (Chinese knot), paper cutting, dan seni tari kontemporer kipas.
Menurut Silvia Irene, Kepala Sekolah TK Metta School Surabaya, tujuan diselenggarakannya acara ini adalah untuk memberikan pengenalan bagi anak-anak tentang budaya leluhur. ”Jadi tidak hanya merayakan imlek saja, tetapi harus tahu maknanya apa. Kenapa saat imlek disarankan memakai baju warna merah, serta kenapa pula ada barongsai. Jadi semuanya kami jelaskan dengan baik,” katanya.
Hal senada diutarakan oleh PR Metta School Dinda. ”Dengan mengenal tentu anak-anak menjadi lebih peduli untuk menjaga dan melestarikan,” jelas Dinda.
Total ada 200 anak yang ikut serta meramaikan acara tersebut. (JPNN/pda)