Agar Tumbuh Kembang Anak Maksimal, Ayah Harus Ambil Peran
jpnn.com, SURABAYA - Tugas ayah tidaklah sekadar mencari uang semata, tetapi juga lebih harus berperan dalam mengurus anak. Baik dalam hal pendidikan dan permainan. Tidak bisa dibebankan begitu saja kepada seorang ibu. Pemahaman itulah yang harus terus disampaikan kepada masyarakat. Sebab, saat ini, Indonesia masih merupakan salah satu fatherless country di dunia. Artinya, keikutsertaan ayah dalam mengurus anak sangat kurang.
Begitulah penjelasan psikolog Nurlita Endah Karunia MPsi saat mengawali acara Think Women Teman Bicara #2, ''Menjebak'' Ayah untuk Mau Hadir dalam Pendidikan Anak di Kudos Cafe kemarin (23/11). Hal itu pun dibenarkan Wenalendra, salah seorang narasumber. Dulu, ayahnya sangat sibuk sampai dia merasa sedih. Saat itu pula dia bertekad tidak mau jadi pekerja yang waktunya habis di kantor ketika punya anak.
''Dulu, ayah saya bilang, ayah ini sibuk, capek, tapi sebenarnya semua itu demi kamu. Kalau bisa milih, ayah pun milih nggak sibuk biar bisa nemenin kamu,'' ungkapnya. Karena itu, Wena memilih berbisnis. Dengan begitu, dia punya banyak waktu untuk menemani anaknya yang kini berusia 2 tahun.
Hampir 50 persen waktunya dihabiskan bersama sang buah hati. Mulai pagi sampai siang, Wena ''memegang'' sendiri anaknya. ''Kalau biasanya ibu yang menemani makan, justru saya yang menemani anak sarapan,'' katanya. Setelah di atas pukul 12.00, dia baru pergi bekerja. Sorenya dia harus kembali bersama sang anak.
Nurlita menjelaskan, kehadiran sosok ayah dalam pertumbuhan anak tidak semata-mata harus selalu menemani. ''Dengan memberikan pengertian juga merupakan salah satu peran ayah untuk perkembangan mereka. Jadi, bisa kita lihat kan kalau hal itu berdampak pada Wena yang akhirnya paham benar bahwa sosok ayah sangat penting untuk anak,'' jelasnya.
Psikolog yang juga seorang dosen di Ubaya tersebut menjelaskan, kenakalan remaja seperti bolos sekolah ternyata merupakan salah satu dampak tidak adanya peran ayah di kehidupannya. Hal tersebut bisa jadi bentuk berontak dari sang anak.
Acara yang dilangsungkan untuk memperingati Hari Anak Universal itu memang ingin memberikan pengertian bahwa seorang ayah juga berperan penting dalam perkembangan anak. ''Anak punya hak untuk dapat sepenuhnya kehadiran orang tuanya. Baik ayah maupun ibu. Sebab, ada sebuah pembelajaran yang hanya bisa diberikan ayah,'' jelas Kika Dhersy Putri, CEO Think Women yang menyelenggarakan acara tersebut.
Lalu, bagaimana cara membuat ayah untuk bisa ikut berperan? Nurlita memberikan tiga poin. Pertama, ayah harus mau dulu. Caranya, mengedukasi maupun menunjukkan penelitian bahwa peran ayah memang sangat dibutuhkan. Kedua, tembak langsung dengan pengalaman. ''Kita bisa pakai contoh seorang anak yang kehilangan peran ayahnya dalam perkembangannya sehingga berdampak buruk pada kehidupannya,'' jelasnya. Terakhir, kesepakatan peran yang jelas antara ayah dan ibu. (ama/c15/any)