Airlangga: Presiden Ingin Membangun Budaya Korporasi
jpnn.com, JAKARTA - Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartanto mengatakan, pihaknya ingin mendorong agar petani dan nelayan memiliki kelompok yang besar serta berkolaborasi dengan korporasi. Airlangga juga menyebut, Presiden Joko Widodo menginginkan birokrasi mendorong melakukan lompatan nilai yang berhubungan menyejahterakan petani dan nelayan yang fokus ke korporasi.
"Presiden menyampaikan bahwa yang ingin dibangun adalah budaya korporasi atau corporate culture, yaitu pola pikir di mana standar korporasi ini dipakai oleh pemerintah. Kalau di swasta bisa, maka pemerintah harus bisa membimbing petani dan nelayan untuk melakukan itu," kata Airlangga usai mengikuti rapat terbatas bersama Presiden Joko Widodo, Selasa (6/10).
Presiden, lanjut dia, mendorong agar petani dan nelayan berkelompok dalam jumlah besar agar memiliki skala ekonomi yang efisien. Selain itu, mempermuah petani dan nelayan mengakses pembiayaan, teknologi dan konsumen.
"Tentu beberapa hal perlu didorong, yaitu dalam bentuk semacam proyej percontohan. Nah, KUR juga perlu didorong agar dalam pengembangan skala ekonomi yang lebih luas, petani mampu membeli, contohnya rice milling unit yang bisa dikerjakan langsung ataupun juga bisa dibuatkan ekosistem petani dan nelayan, dan disambungkan atau ke perusahaan teknologi seperti Sayurbox atau Tanihub," jelas dia.
Selain itu, Airlangga melanjutkan, presiden juga mendorong agar lembaga yang membina petani dan nelayan seperti Permodalan Nasional Madani Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (PNM Mekaar) dan Pembiayaan Ultra Mikro (UMi) untuk proaktif.
Hal ini untuk mewujudkan model terbaik pertanian seperti budidaya beras di Demak agar ditiru di daerah-daerah lainnya.
Selain itu, Airlangga juga sudag melaporkan model kemudahan impor-ekspor untuk holtikultura, seperti yang sudah dilakukan petani di Tenggamus, Lampung. Petani pisang bisa memperoleh gaji bulanan Rp 4,5 juta. "Di mana ini dikembangkan programnya di Jembrana, Bali dan Bener Meriah, Aceh," kata dia. (tan/jpnn)
Simak! Video Pilihan Redaksi: