Ajak Relawan Jokowi Tumpengan di Taman saat Pengumuman KPU
jpnn.com - JAKARTA – Ketua Kebangkitan Indonesia Baru (KIB), Reinhard Parapat mengajak seluruh relawan pendukung calon presiden-calon wakil presiden Joko Widodo-Jusuf Kalla untuk menghadiri syukuran kemenangan rakyat dan nonton bareng pengumuman keputusan Komisi Pemilihan Umum (KPU) tentang hasil pemilu presiden. Rencananya, acara tasyakuran dan nonton bareng pengumuman KPU itu akan digelar di sejumlah lokasi, yaitu Tugu Proklamasi, Taman Menteng, Taman Sukabumi dan Sultan Agung, Jakarta Pusat, Selasa (22/7) besok.
“Kita akan melakukan potong tumpeng untuk untuk merayakan sebagai wujud syukur atas kemenangan rakyat dengan hati bergembira. Tapi kita minta tetap menjaga suasana nyaman, kondusif dan tidak gampang terprovokasi atas isu-isu yang menyesatkan yang tidak bertanggung jawab dengan tujuan mengadu domba di tengah-tengah masyarakat,” katanya di Jakarta, Minggu (20/7) malam.
Ajakan serupa juga disampaikan Reinhard kepada para penyelenggara pemilu, pemerintah, jajaran kepolisian, TNI dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Kepada penyelenggara pemilu, Reinhard meminta tetap bekerja secara profesional dalam menyelenggarakan rekapitulasi nasional suara pilpres dan penetapan calon presiden terpilih.
Sementara kepada jajaran pemerintahan, lanjut Reinhard, diminta tetap menjaga keberpihakan terhadap kebenaran, kejujuran dan keadilan dengan menunjukan sikap keterbukaan (transparan) kepada masyarakat. Sementara pada kepolisian, Reinhard berjarap Korps Bhayangkara itu mampu bertindak profesional di tengah berbagai dugaan bentuk kecurangan, pelanggaran, dan mampu bertindak tegas terhadap siapapun yang mencoba melakukan tindakan kekerasan untuk mengganggu tahapan pemilu Presiden 2014.
“Pada jajaran Pimpinan TNI kita harapkan tidak tergoda dengan kepentingan politik atas suatu janji-janji manis jabatan dikekuasaan, sehingga netralitas TNI dalam pilpres ini menjadi panutan masyarakat. Pada Kepolisian, KPK dan kejaksaan juga kita harapkan agar menangkap siapapun aparatur negara, aparatur pemerintah dan juga pihak-pihak yang memanfaatkan jabatan, kekuasaan dan uang untuk memengaruhi dan memanipulasi hasil perhitungan suara pemilu presiden di tingkat nasional,” katanya.(gir/jpnn)