AJI Kecam Wartawan Intervensi Kasus Polisi Tembak Mati Siswa SMKN 4 Semarang
Namun, Agung tak mudah hanyut dalam rayuan. Dia menolak permintaan tersebut karena akan membicarakan bersama keluarga besar terlebih dulu. Termasuk, dia menyebut ada faktor kejanggalan dalam penembakan ini.
"Aduh, saya tidak mau, terus Pak Kapolrestabes bilang. 'Tidak apa-apa, pak. Nanti bapak memberi pernyataan begini saja, lalu dia mengulangi lagi bahwa ini keluarga Gamma mengikhlaskan masalah ini'. Tetapi, saya tetap tidak mau," katanya.
Agung tak menyangka ada seorang wartawan bisa masuk ke rumahnya dan mencoba campur tangan dalam kasus kematian keponakannya. Pasalnya, saat Kombes Irwan tiba, ada dua wartawan yang izin meliput, tetapi diusir.
"Yang pertama bilang itu wartawannya, saya baru tahu namanya belakangan ini. Saat itu dia pulangnya duduk semobi di sebelah Pak Kapolrestabes. Ciri-cirinya putih, agak gempal, pakai baju biru, saya tidak tahu dari media mana, pokoknya dia mengaku sebagai wartawan," katanya.
"Pertemuannya setengah jam. Saya pun kira foto-foto itu tidak disebar, ternyata malah disebarkan ke media sosial, saya tidak terima karena ada dua wartawan datang diusir malah ini bawa wartawan," kata Agung. (mcr5/jpnn)