Ajudan Gus Dur Selalu Bawa Sekoper Penuh Video Lawak
Menurutnya, reformasi mengubah wajah jurnalisme yang dikebiri di era Orde Baru, menjadi jurnalisme yang sangat terbuka.
Gus Dur sendiri begitu cair dengan wartawan istana. Suasana ruang kabin pesawat kepresidenan yang sangat senyap saat era Suharto, jadi penuh gelak tawa ketika era Gus Dur. Layar monitor pesawat presiden selalu dipenuhi video-video lawakan untuk menghibur rombongan kepresidenan.
“Ajudan Gus Dur itu selalu bawa satu koper penuh video lawak. Gus Dur suka nonton Srimulat. Dulu 8 tahun kabin pesawat presiden itu tegang dan tenang. Sedangkan, Gus Dur suka ngobrol dan bercanda dengan wartawan. Kan memang orangnya ceplas-ceplos,” tambah pria yang sudah naik haji bersama Gus Dur tersebut.
Sebagai jurnalis istana, dia telah menginjakkan kaki di 67 negara yang berbeda mulai 1990 sampai 2002. Semua benua pun pernah dijelajahi Bambang. Dalam satu tahun, Presiden RI berkunjung ke luar negeri sekitar 8-10 kali. Saat era Habibie, dia pernah satu bulan keliling Eropa.
“Saat naik haji bersama presiden, rombongan tidak langsung ke Mekkah. Kita ke Abu Dabhi, Yaman Selatan, Mesir, Nigeria, Sudan dan menyeberang Madinah. Setelah itu baru ke Jeddah dan Mekkah. Kita juga dapat keistimewaan. Saat towaf, pintu kabah dibuka dan kita masuk,” kata Bambang.
Dia menyebut, pengalaman sebagai wartawan istana ini adalah harta berharga yang tak bisa digantikan oleh apapun. Bahkan, jika dia bereinkarnasi dan boleh memilih pekerjaan, maka dia akan langsung memilih jadi wartawan.
“Jadi wartawan itu asyik. Kita jadi punya banyak perspektif dan sudut pandang yang berbeda dalam melihat segala hal,” tutup Bambang.(*/sam/jpnn)