Akhir Pekan Harga Emas Stagnan, Investor 'Wait and See'?
jpnn.com, JAKARTA - Harga emas stagnan pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), setelah anjlok karena aksi ambil untung dari kenaikan tiga sesi berturut-turut.
Logam kuning menghentikan reli baru-baru ini setelah komentar hawkish dari pejabat Federal Reserve dan tanda-tanda kekuatan dalam ekonomi AS mengurangi ekspektasi untuk poros dovish oleh bank sentral.
Padahal, sebelumnya, pasar logam reli kuat minggu ini setelah data manufaktur yang lemah di Amerika Serikat mendorong ekspektasi bahwa Fed akan mengurangi sikap hawkish untuk mencegah lebih banyak gangguan ekonomi dari kenaikan suku bunga.
Namun, USD melanjutkan lintasan kenaikannya, mematahkan penurunan beruntun hampir enam hari. Indeks USD yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya melonjak 1,07 persen menjadi 112,2590.
Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan Kamis (6/10) bahwa klaim pengangguran awal AS meningkat 29.000 menjadi 219.000 dalam pekan yang berakhir 1 Oktober. Perkiraan median para ekonom menyebutkan 204.000 permohonan baru.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange, ditutup pada USD 1.720,80 per ounce, tidak berubah dari sehari sebelumnya, setelah diperdagangkan mencapai tertinggi sesi di USD 1.734,20 dan terendah sesi di USD 1.714,80 per ounce.
Emas berjangka tergelincir USD 9,70 atau 0,56 persen menjadi USD 1.720,80 pada Rabu (5/10), setelah terangkat USD 28,5 atau 1,67 persen menjadi USD 1.730,50 pada Selasa (4/10).
Dikutip dari Antara, investor berada dalam sikap wait and see karena menunggu data pekerjaan AS untuk September yang dijadwalkan akan dirilis pada Jumat waktu setempat, bersama dengan indeks harga konsumen bulanan. (antara/jpnn)