Akom: Jika PDIP Punya Tokoh Historis, Golkar juga Punya Simbol
jpnn.com - JAKARTA - Kampanye calon ketua umum Partai Golkar Zona I Sumatera, digelar sejak Minggu (8/5) malam, hingga Senin (9/5). Delapan kandidat secara bergantian menyampaikan visi misi, jelang pemilihan pada musyawarah nasional luar biasa (Munaslub) yang bakal digelar di Bali 14-16 Mei mendatang.
Mulai dari Mahyuddin dan Setya Novanto pada Minggu malam. Dilanjutkan sesi kedua pada Senin pagi dengan tiga kandidat. Masing-masing Ade Komarudin, Azis Syamsuddin dan Airlangga Hartartto. Kemudian sesi ketiga Senin petang dengan tiga kandidat lain masing-masing Priyo Budi Santoso, Syahrul Yasin Limpo dan Indra Bambang Utoyo.
Dalam penyampaian visi misinya, Ade Komaruddin mengenang kembali tokoh besar Golkar, Soeharto. Dia menyebutkan, Golkar tidak akan mungkin melupakan jasa-jasa presiden kedua Indonesia itu.
"Saya pernah katakan, jika PDIP memiliki tokoh historis Bung Karno. Maka Golkar harus berani bilang pak Harto adalah simbol," ujar pria yang akrab disapa Akom tersebut, menjawab pertanyaan kader saat memperoleh giliran menyampaikan visi misi.
Selain terkait figur almarhum Soeharto, Akom juga menegaskan sikapnya secara tegas terhadap keberadaan PKI. Menurutnya, tak ada tawar menawar terhadap upaya-upaya menghidupkan kembali partai yang dilarang sejak jaman Orde Baru tersebut.
"Soal PKI tak ada tawar menawar, jalankan amanah para penerus. Kemudian terkait GBHN, merupakan legacy pak Harto yang baik, jadi harus kita teruskan," ujarnya.
Sikap tegas Akom menjawab pertanyaan terkait sosok Soeharto dan keberadaan PKI, tak sama ketika ia memperoleh pertanyaan menyikapi usulan pembubaran Dewan Perwakilan Daerah (DPD). Menurutnya, untuk hal tersebut Golkar perlu melakukan kajian secara mendalam terlebih dahulu.
"Untuk hal-hal seperti ini kita harus lakukan kajian mendalam, tak boleh gegabah. Semua pemangku harus terlibat," ujar Akom.(gir/jpnn)