Akomodir KIH, Kabinet Jokowi-JK Bakal Kocar-Kacir
jpnn.com - JAKARTA - Pengamat politik dari Universitas Indonesia (UI), Arbi Sanit, menyatakan, pesimis pemerintahan Jokowi akan berjalan lancar jika gaya berpolitik Koalisi Indonesia Hebat (KIH) tidak segera diperbaharui.
"Meski menang di pilpres, tapi secara politis Jokowi dan koalisinya gagal memaknai sebuah kemenangan. Ini akan terus berlanjut. Ini kekalahan merebut DPR yang menurut saya bodoh," kata Arbi Sanit, saat dihubungi wartawan, Minggu (5/10).
"Pada akhirnya (pemerintahan Jokowi-JK) hanya akan seperti kerbau yang dicokok hidungnya oleh DPR dan terpaksa menuruti kemauan DPR diserat kemanapun KMP ingin menyeretnya," ujar dia.
Selain itu, lanjutnya, buntut dari kekalahan KIH dalam hal UU MD3 dan pemilihan pimpinan DPR, akan ada tuntut dari elit koalisi KIH yang semula di DPR minta bergabung di kabinet.
"Untuk apalagi para elit pendukung Jokowi-JK di DPR kalau hanya jadi anggota. Sebab semua posisi pimpinan DPR dikuasai Koalisi Merah Putih (KMP). Maka tidak ada cara lain bagi Jokowi selain mengakomodir mereka dalam kabinet," tegasnya.
Namun hal ini, jelasnya, akan membuat pemerintahan Jokowi semakin keteteran, karena di parlemen saja mereka tidak mampu menyaingi KMP, apalagi kalau mereka di pemerintahan.
"Yah bagaimana tidak diakomodir, lah wong mereka kalah dalam perebutan kursi pimpinan DPR. Mau tidak mau Jokowi harus mengakomodir mereka sebagai menteri. Jadi, pernyataan Jokowi bahwa elit politik tidak boleh rangkap jabatan, tidak akan bisa dilaksanakan dan dipenuhi Jokowi," ujarnya.
Arbi memprediksi, pemerintahan Jokowi diisi kader partai politik pendukungnya semua. "Jokowi megap-megap ditolak oleh anggota KMP meski sudah dibujuk dengan berbagai jabatan tidak ada yang menyeberang. Mereka ini sudah kalah di parlemen, kalau diakomodir di pemerintahan, maka Jokowi yang akan kocar kacir," jelasnya. (fas/jpnn)