Aktifis Gagas Oposisi Jalanan
Selasa, 01 September 2009 – 18:22 WIB
"Tanpa ada kekuatan penyeimbang, atau oposisi maka tidak ada lagi yang mengontrol, mengkritisi kebijakan pemerintah dan memberikan feedback. Ini yang mencederai demokrasi kita," tambah Andrinof A Chaniago, pengamat politik dari Universitas Indonesia. Oposisi yang dimaksud bisa dilakukan melalui parlemen, jika perlu oposisi tersebut mempunyai kabinet bayangan sendiri, sebagai pembanding dari kabinet pemerintah. "Oposisi yang dibangun harus profesional, dan mereka harus siap selama lima tahun mendatang," tambahnya.
Jika pun akhirnya para partai itu masuk ke dalam unsur pemerintahan dan tidak beroposisi, maka Ray Rangkuty berkomitmen akan membangun oposisi jalanan dalam arti konstruktif, yang kerangkanya langsung dari masyarakat sendiri.(mas/JPNN)