Amerika Pastikan Sanksi untuk Korut Tak Akan Dicabut
jpnn.com, SINGAPURA - Pertemuan bersejarah Presiden Amerika Serikat Donald Trump dengan Pemimpin tertinggi Korea Utara Kim Jong Un, sudah di depan mata. Pertemuan itu diharapkan bisa mengakhiri permusuhan kedua negara.
Meski begitu, AS menegaskan bahwa pertemuan itu tak mengubah poisis mereka terhadap Korut. Sanksi tak akan dicabut hingga negara tersebut mengakhiri program nuklirnya.
Itu diungkapkan Menteri Pertahanan AS Jim Mattis di sela-sela acara tahunan di Shangri-La Dialgue, Singapura, kemarin (3/6). ’’Kami akan terus mengimplementasikan semua resolusi DK PBB ke Korut,’’ tegas Mattis.
Pernyataan itu menjawab keingintahuan publik tentang kebijakan AS. Sebab, ada dugaan bahwa Washington akan mengambil jalan pintas setelah Presiden AS Donald Trump memutuskan untuk melakukan dialog dengan Pemimpin Tertinggi Korut Kim Jong-un sesuai rencana. Padahal, sebelumnya Trump sempat membatal rencana agenda tersebut.
Meminta Korut untuk menghentikan sepenuhnya program nuklirnya tentu bakal sulit. Para pengamat menilai bahwa Pyongyang akan mempertahankan para peneliti nuklirnya, dokumen-dokumen penting, dan beberapa hal lainnya. Dengan begitu, ketika terdesak, mereka bisa memulai lagi program nulirnya tanpa memulai dari nol.
Mattis sudah memperkirakan bahwa pembicaraan bakal alot. Dia menegaskan bahwa delegasi AS sudah siap jika pembicaraan tidak berjalan mulus. Terlebih, negara-negara tetangga Korut yang menjadi sekutu AS menginginkan sanksi terhadap Korut tetap diberlakukan.
’’Jepang, Korsel, dan AS setuju bahwa tekanan ke Korut dibutuhkan,’’ tegas Menteri Pertahanan Jepang Itsunori Onodera setelah bertemu dengan Mattis dan Menhan Korsel Song Young-moo.
Jepang takut AS hanya berfokus kepada senjata misil balistik interkontinental milik Korut yang bisa menjangkau AS dan abai dengan senjata-senjata lain yang bisa menyerang Negeri Sakura. (sha/c4/ano)