Amerika Serikat Minta Presiden Syria Mundur
jpnn.com - TENSI politik di Syria masih tinggi. Konflik yang berkecamuk di negara tersebut membuat banyak kepentingan lain dari luar berdatangan.
Amerika Serikat, Inggris, Rusia bahkan Iran semakin dikaitkan dengan Syria. AS misalnya, melalui Menteri Luar Negeri John Kerry meminta Presiden Syria Bashar al-Assad untuk mundur dengan baik-baik lewat keputusan negosiasi semua pihak terkait.
Dilansir dari AFP, Minggu (20/9), Kerry mengaku sudah berbicara dengan Menlu Inggris, Philip Hammond di London. Usai pertemuan itu, Kerry dengan mantap menyerukan Rusia dan Iran untuk menggunakan pengaruh mereka atas Assad, untuk meyakinkan dia menegosiasikan transisi politik.
Kerry juga mengungkap, AS sebenarnya menyambut keterlibatan Rusia dalam menangani ISIS di Syria. Namun karena krisis pengungsi yang semakin memburuk belakangan ini, membuat AS berpandangan semua pihak terkait mau menemukan kompromi yang terbaik buat Syria.
"Kita perlu untuk mendapatkan negosiasi. Kami siap untuk bernegosiasi. Apakah Assad siap untuk bernegosiasi, benar-benar bernegosiasi? Apakah Rusia siap untuk membawanya ke meja?" tandas Kerry.
Pernyataan Kerry ini muncul tak lama setelah Rusia memastikan diri menambah kekutaan militernya di pangkalan udara Latakia.
Peralatan berat Rusia seperti tank, helikopter dan pasukan infanteri angkatan laut, telah dipindahkan ke Latakia.
"Assad harus pergi, tetapi berapa lama. Itu tidak harus pada hari pertama atau satu bulan, ada suatu proses di mana semua pihak harus datang bersama-sama dan mencapai pemahaman tentang bagaimana yang terbaik bisa dicapai," ujar Kerry. (adk/jpnn)