Anak-anak SD yang Dilukai dengan Pisau Dapur Sudah Mulai Pulih
Di akhir pertemuan dibuat pernyataan sikap bersama yang intinya menyayangkan kejadian tersebut dan mengimbau semua pihak tidak terprovokasi dan menimbulkan terjadinya konflik di masyarakat.
“Semua sepakat bahwa tidak boleh terprovokasi dengan kejadian ini. Biarlah diselesaikan oleh aparat,”kata Danrem.
Semua masyarakat harus tetap tenang dan mengawasi lingkungan masing-masing. Dan, setiap ada warga baru harus melapor ke RT atau RW setempat dalam 1 x 24 jam.
Ketua RT dan RW juga harus aktif mengecek warganya. Kamis hari ini akan dilakukan pertemuan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) tingkat Provinsi NTT.
Dalam pertemuan ini semua tokoh, baik tokoh masyarakat, tokoh agama maupun tokoh pemuda dan elemen lainnya menyatakan siap menjaga perdamaian di NTT. Insiden berdarah di Sabu, memantik reaksi Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) NTT untuk ikut bersikap.
Sebagai wadah berhimpunnya para tokoh dari berbagai etnis di NTT, Rabu (14/12) kemarin FPK menggelar rapat khusus menyikapi peristiwa itu.
Usai rapat, Theo Widodo sebagai wakil ketua didampingi wakil ketua lainnya Johny Kiuk, tokoh etnis Ende Raymundus Lema dan beberapa tokoh etnis lain seperti Syamsu Barhiman, H.St Yusri Tanjung, Mesakh Lapuimakuni, Jhon Liem, Goris Fodju, Uly Riwoe Kaho dan Wie Hadjo Baru sebagai ketua FPK Sabu Raijua, menyerukan imbauan kepada seluruh warga NTT.
Antara lain, agar semua pihak jangan mudah diprovokasi isu-isu negatif. Juga mempercayakan penanganan kasus ini sepenuhnya kepada pihak yang berwajib. (sam/boy)