Analisis Neta IPW soal Kaitan Penangkapan Djoko Tjandra dengan Calon Kapolri
jpnn.com, JAKARTA - Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane menilai penangkapan terhadap Djoko S jandra tidak ada kaitannya dengan nama-nama di bursa calon Kapolri pengganti Jenderal Idham Azis.
Neta menyebut langkah polisi menangkap buron kelas kakap terpidana korupsi pengaliohan hak tagih (cessie) Bank Bali itu murni dalam rangka penegakan hukum.
"Kasus Djoko Tjandra tidak ada kaitan dengan bursa Kapolri baru. Kasus ini terjadi kami duga karena kebobrokan di kepolisian," ujar Neta pada program 'Ngomongin Politik' kanal jpnn.com di YouTube.
Menurut Neta, ulah Djoko Tjandra telah menyeret dua petinggi kepolisian. Bos PT Era Giat Prima itu saat berstatus buron juga leluasa keluar ataupun masuk Indonesia, bahkan sempat mengurus pembuatan kartu tanda penduduk (KTP).
Neta menambahkan, IPW sempat melayangkan protes ke Polri ketika kasus Djoko S Tjandra mencuat. Namun, protes itu tak ditanggapi.
"Sampai kemudian kami terpaksa membuka ini secara gamblang. Nah, ketika terbuka, muncul opini seolah-olah kasusnya dipolitisiasi untuk memojokkan Kabareskrim (Komjen Listyo Sigit Prabowo) yang disebut calon kuat Kapolri," ucapnya.
Opini lain kemudian mengemuka setelah Polri berhasil membawa pulang Djoko Tjandra ke Indonesia. Menurutnya, opini itu memberi kesan penangkapan terhadap Djoko Tjandra sebagai prestasi Komjen Sigit.
"Jadi, ada dualisme di sini. Artinya, orang tertentu mau seenaknya sendiri bersikap mau menguntungkan kelompoknya. Ketika dibawa pulang seolah-olah prestasi Kabareskrim, ya tidak. Kan yang menangkap itu polisi Malaysia," tuturnya.