Anas Sebut Uang Muka Harrier dari SBY
jpnn.com - JAKARTA - Terdakwa perkara dugaan penerimaan hadiah atau janji dalam proses perencanaan Hambalang atau proyek-proyek lainnya dan pencucian uang, Anas Urbaningrum mengungkap bahwa uang muka untuk pembelian mobil Harrier berasal dari Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Uang itu diberikan karena berhasil melaksanakan tugas yang diserahkan kepadanya.
Anas menjelaskan pada saat Pemilihan Presiden 2009, ia mendapat tugas tambahan khusus selain di partai. Mantan anggota KPU itu ditugaskan untuk menyiapkan justifikasi intelektual bahwa SBY layak dipilih kembali untuk periode berikutnya.
Salah satu tugas khusus yang dilaksanakannya adalah menyusun buku di antaranya "Bukan Sekedar Presiden". Buku ini menunjukkan bahwa SBY bukan hanya presiden, tetapi pemimpin.
"Ini kampanye intelektual bahwa Pak SBY bukan sekedar presiden tapi dia juga pemimpin. Karena presiden hanya jabatan formal," kata Anas saat diperiksa sebagai terdakwa dalam persidangan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta, Kamis (4/9).
Kemudian Anas menjelaskan, ketika pilpres dicurigai ada kecurangan DPT. Ia menyusun penjelasan ilmiah soal itu melalui buku "Revolusi Sunyi". "Ini penjelasan ilmiah, intelektual kenapa Demokrat dan Pak SBY menang pileg dan pilpres. Demokrat naik hampir tiga kali lipat ada penjelasannya," ujar Anas.
Anas mengaku pernah mendapat perhargaan sebagai salah satu juru bicara terbaik. "Pada tanggal 16 Juli kebetulan saya dapat award sebagai jubir pilpres terbaik 2009 dari pasangan calon SBY-JK," ungkapnya.
Atas perbuatan yang dilakukannya, Anas mendapat uang dari SBY sebanyak Rp 250 juta. Dari jumlah tersebut, ia memberikan Rp 200 juta kepada mantan Bendahara Umum PD, Muhammad Nazaruddin. Uang yang diberikan secara cash itu dipakai untuk membayar uang muka Harrier.
"Saya ingat betul pada bulan Agustus, saya mendapat semacam tanda terimakasih 250 juta dari Pak SBY. 200 saya kasih ke Nazar sebagai DP pemberian Harrier," tandasnya. (gil/jpnn)