Andi Arief Bisa Jadi Bumerang buat Masa Depan Demokrat?
jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik dari Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung Idil Akbar menyampaikan warning untuk Partai Demokrat (PD) yang posisinya terancam gagal melewati parliamentary threshold 4 persen pada Pemilu Legislatif (Pileg) 2019. Bahkan, survei terakhir Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA menunjukkan elektabilitas partai pimpinan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu di angka 3,3 persen.
Dalam analisis Idil, berbagai pernyataan Wakil Sekretaris Jenderal PD Andi Arief yang memicu kontroversi di publik memiliki efek pada partai pemenang Pemilu 2009 itu. Yang terakhir adalah soal hoaks tujuh kontainer surat suara yang sudah tercoblos.
Menurut Idil, pernyataan Andi melalui kicauan di Twitter cenderung mendelegitimasi Komisi Pemilihan Umum (KPU) lantaran menganggap penyelenggara pemilu itu partisan dan tak independen. Hanya saja, kata Idil, belum tentu mayoritas publik sependapat dengan Andi.
"Publik tidak lantas akan sependapat dengan itu, malah bisa jadi justru akan menjadi bumerang bagi masa depan politik Partai Demokrat," ujar Idil, Rabu (9/1).
Pengajar ilmu politik itu menuturkan, jika PD mau mengamankan suaranya di Pemilu 2019 maka berbagai potensi yang menggerus dukungan pemilih harus disingkirkan. Bahkan, kata Idil, sebaiknya SBY segera bertindak agar PD tak dirugikan oleh kader-kader sendiri.
"Mendiamkan bukanlah satu hal yang bijak. Selama ini kita tahu bahwa SBY dikenal sebagai politisi yang santun, sangat mengedepankan kesantunan serta menjauhi informasi-informasi yang sumir dan tidak benar," kata Idil.
Lebih lanjut Idil mengatakan, SBY sebagai politikus bercitra santun dan bijak menjadi magnet untuk memilih PD. Namun, katanya, daya pikat SBY justru bisa melemah jika kader-kader PD malah menunjukkan sikap dan pernyataan yang bertolak belakang.
“Sehingga itu akan menjadi pertaruhan apabila ada yang berlawanan dengan sikap SBY selama ini dan bisa berdampak kurang baik secara elektoral terhadap Demokrat," ulasnya.(gwn/jpc)