Anggota DPR Ini Mengaku Malu, Insiden Bodoh
jpnn.com - JAKARTA – Anggota Komisi V DPR Rendy M Affandy Lamadjido menyatakan malu atas terjadinya senggolan pesawat Batik Air dengan Transnusa di Bandara Halim Perdanakusuma Senin, 4 April 2016 sekitar pukul 19.55 WIB lalu.
Menurut politikus PDI Perjuangan ini, peristiwa senggolan pesawat tersebut sebagai insiden bodoh yang memalukan dunia penerbangan Indonesia di dunia penerbangan internasional.
“Peristiwa itu insiden bodoh seperti menempeleng menteri dan seluruh anak bangsa, termasuk saya sebagai anggota Komisi V DPR merasa malu karena dunia penerbangan internasional menertawakan Indonesia," kata Rendy dalam rapat kerja Komisi V DPR dengan Menteri Perhubungan Ignasius Jonan, di Gedung DPR, Senin (11/4).
Insiden tersebut lanjutnya, terjadi karena kelalaian petugas pengawas di menara. Dia tegaskan, di semua dunia penerbangan ada dua hal penting yang harus diperhatikan petugas menara dalam mengatur lalu lintas pesawat yakni frekuensi dan visual.
“Kalau frekuensi terganggu, petugas bisa menggunakan visual. Begitu sebaliknya. Dua hal itu mengikat semua pilot pesawat. Artinya, sudah harga mati bagi pilot untuk menguasainya. Saat pesawat mendarat atau mengudara, runway steril dari berbagai kendaraan yang berlalu lalang,” tegas anggota DPR dari daerah pemilihan Sulawesi Tengah ini.
Dia ulangi, insiden itu terjadi merupakan kelalaian petugas di menara. “Mobil yang menarik pesawat kondisinya gelap, minimal ada lampu kuning yang kelap kelip. Dan pesawat yang ditarik seharusnya lampunya menyala. Tapi karena kendaraan tak dilengkapi lampu dan tower tak melihat maka terjadi insiden tersebut,” katanya.(fas/jpnn)