Angka Kriminalitas pada Orang Asli Papua Meningkat, Begini Respons Bernolfus Tingge
jpnn.com, JAKARTA - Ketua Aliansi Pemuda Boven Digoel Bernolfus Tingge mengaku prihatin dengan meningkatnya angka kriminalitas kepada orang asli Papua. Contohnya adalah kasus korban tabrak lari di jalanan dan minuman beralkohol.
“Ini harus kami bicara karena tren kriminalitas meningkat. Saya fokus pada banyaknya korban pada warga asli Papua utamanya di Boven Digoel dan tentu juga di hampir semua wilayah Papua. Setiap hari ada saja yang mati, dan belakangan karena kasus tabrak lari di jalanan dan juga kasus minuman keras,” ungkap Bernol, Senin (8/6).
Bernol menyayangkan situasi sosial di Papua umumnya saat ini sangat tidak ramah dengan warga asli Papua. Hubungan baik yang selama ini terjadi di masyarakat antara warga asli dan pendatang perlahan-lahan mulai banyak terganggu.
“Kasus baru-baru ini misalnya antara warga pendatang asal Makassar dan Toraja dengan orang asli mulai memperlihatkan ketegangan. Seharusnya kita hidup berdampingan secara damai, kini malah jadi saling curiga,” kata Bernol.
Dia berharap agar baik aparat atau pun tokoh masyarakat dari berbagai suku dan agama yang ada di Papua, termasuk Boven Digoel memiliki kepekaan sosial untuk sama-sama menciptakan perdamaian dan kondusifitas wilayah.
“Bahwa orang asli Papua dan juga pendatang itu harus hidup damai berdampingan secara baik. Jangan juga pendatang suka-suka di Papua. Ibarat pepatah, di mana bumi dipijak di situ langit dijunjung. Artinya perlu ada respek sehingga konflik sosial bisa diredam," kata dia.
Menurut Bernol, ketika amarah warga memuncak bukan tidak mungkin membuat sentimen antarkelompok makin mengental.
“Papua ini adalah tanah untuk semua. Kami jadi Taman Mini untuk Indonesia karena dari semua suku dan agama ada, tetapi penting juga untuk saling menghargai dan menghormati supaya kita bisa hidup berdampingan dengan baik, rukun, dan damai,” kata Bernol.(fri/jpnn)