Antisipasi Ebola, Pendeteksian Dini Digencarkan
jpnn.com - KENDARI - Virus Ebola yang mewabah di Afrika menjadi penyakit yang menghantui dunia saat ini. Seperti negara lainnya, Indonesia juga melakukan langkah antisipasi terhadap masuknya wabah virus ini. Petugas kesehatan Sultra pun sudah melakukan deteksi dini.
Kepala Dinkes Sultra, Asrum Tombili mengatakan sebenarnya persoalan ebola adalah masalah dunia. Jadi untuk mencegah virus mewabah hingga ke Indonesia, maka pintu masuk harus dijaga dengan ketat.
Untuk Sultra sendiri tidak ada warga yang bepergian di daerah Afrika. Meski demikian petugas Dinkes Sultra tetap siaga jika sewaktu-waktu ada laporan dari kantor imigrasi ada warga Sultra dari Afrika.
Pasalnya, tidak tertutup kemungkinan ada TKI asal Sultra yang bekerja di benua tersebut ingin kembali karena takut dengan virus di sana. "Kita berharap semoga tidak ada warga Sultra yang terjangkit," ungkapnya.
Asrum mengaku pihaknya tidak terlalu khawatir dengan virus ebola. Pintu masuk virus tersebut di Indonesia cenderung melalui bandara internasional seperti Jakarta, Surabaya dan Medan. Meski begitu, Dinkes di Pelabuhan harus tetap mengantisipasi masuknya warga asal Afrika dan warga asing lainnya yang menempuh perjalanan dari Afrika.
"Saya kira petugas kesehatan pelabuhan yang ada di Jakarta sudah siap siaga untuk mencegah masuknya ebola di Indonesia. Apalagi di sana dilengkapi dengan termoscaner yang mengetahui suhu tubuh. Jadi kalau ada yang diduga mengidap ebola maka akan langsung dibawa ke ruang isolasi," jelasnya.
Yang justru menjadi perhatian serius Dinkes Sultra adalah virus Mers yang berasal dari Timur Tengah. Pasalnya, jamaah haji asal Sultra sudah pulang sejak beberapa hari lalu.
"Jadi kita melakukan penjagaan ketat terhadap Mers. Hanya saja, hingga saat ini belum ada laporan terkait adanya gejala itu," tandasnya. (m3/cok)