APBN Australia Defisit, Salahkan Pemerintahan Sebelumnya
APBN Australia Defisit Rp 538 Triliun//
SYDNEY - Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Australia terancam mengalami defisit sebesar AUD 50 miliar atau sekitar Rp 538 triliun. Pemerintahan koalisi di Negeri Kanguru itu berkilah dengan menyebut defisit itu merupakan warisan karena pemerintahan masa sebelumnya yang bertindak boros.
Namun hal itu ditampik Partai Buruh yang kini menjadi oposisi. Partai Buruh menyatakan, laporan keuangan sepenuhnya menjadi tanggung jawab pemerintah saat ini. Rencananya, laporan APBN Australia bakal diumumkan Selasa (17/12).
Menurut laman ABC, Senin (16/12), sebelum pemilihan umum, Partai Buruh memperkirakan anggaran negara akan mengalami defisit hingga AUD 30 miliar pada laporan ekonominya. Pemerintahan saat ini yang dipimpin Tonny Abbot juga telah memperingatkan kondisi anggaran yang telah memburuk. Angka terbaru akan dikeluarkan dalam Laporan Ekonomi dan Fiskal Pertengahan Tahun (MYEFO) oleh Bendahara Negara, Joe Hockey, besok.
Sebelum pemilihan umum, PM Tony Abbott berkomitmen bisa mengembalikan anggaran pada kondisi surplus dalam periode pertama dirinya menjabat. Selanjutnya, Abbot mengubah target tersebut hingga periode kedua. Tetapi kini ia tidak menentukan kapan pastinya surplus tersebut dapat tercapai.
Pemerintah Australia mengatakan salah satu beban anggaran adalah biaya pemrosesan pencari suaka di luar Australia. Nilainya mencapai lebih dari AUD 1 miliar. Namun, Abbott juga menyalahkan kondisi defisit ini kepada pemerintahan sebelumnya, di bawah pimpinan Partai Buruh.
"Apa yang akan terlihat dalam laporan besok adalah pemborosan yang dilakukan oleh Partai Buruh," kata Abbott. "Angka yang tercantum besok adalah laporan anggaran terakhir Partai Buruh, karena itulah hasil keputusan yang telah mereka pilih."
Tapi juru bicara kelompok oposisi yang membidangi keuangan, Chris Bowen mengatakan, angka yang dikeluarkan minggu ini adalah tanggung jawab pemerintah. Menurutnya,kebijakan pemerintahan koalisi seperti bantuan untuk Bank Sentral Australia dan pengeluaran untuk imigrasi, telah memberikan kontribusi bagi kondisi defisit tersebut.(esy/jpnn)