APBN Defisit Ditutupi SILPA
Minggu, 02 Mei 2010 – 13:30 WIB
JAKARTA — Seiring perubahan APBN 2010 dalam APBN-P, angka defisit dipatok sebesar Rp133,7 triliun atau sebesar 2,1 persen Product Domestic Bruto (PDB). Untuk menutupi defisit anggaran 2010, pemerintah akan menggunakan Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (Silpa) tahun 2009. Menteri Keuangan Sri Mulyani menyatakan, pemerintah tetap memrioritaskan SIlpa ketimbang penerbitan surat utang baru. "Pembiayaan (untuk menutup defisit) sebagian besar atau hampir seluruhnya adalah berasal dari Silpa tahun lalu. Dalam hal ini, tidak ada jumlah penambahan surat utang negara secara signifikan atau bahkan hampir tidak ada sama sekali," ujar Sri Mulyani usai pembahasan APBN-P 2010 bersama Badan Anggaran DPR, Sabtu (1/5).
Dari kesepakatan DPR dan Pemerintah, pembiayaan untuk defisit tahun 2010 akan bersumber dari pembiayaan non utang sebesar Rp25,4 triliun dan pembiayaan utang sebesar Rp108,3 triliun. Pembiayaan non utang ini terdiri dari pinjaman luar negeri (neto) sebesar Rp155 miliar, SBN (neto) sebesar Rp107,5 triliun dan pinjaman dalam negeri sebesar Rp1 triliun. Dalam kesepakatan bersama, DPR telah meminta kepada pemerintah tidak lagi melakukan pinjaman yang mengikat (tied loan) dengan persyaratan yang merugikan.
Menkeu menambahkan, defisit 2,1 persen PDB itu memang ditujukan sebagai stimulus. Namun demikian dari sisi risiko, memang akan terjadi overheating atau efek kepanasan perekonomian karena kelebihan uang beredar di masyarakat.(afz/jpnn