Kamis, 29 Oktober 2015 – 20:47 WIB
Ditengah meningkatnya ketegangan militer dan diplomatik di Laut China Selatan, kapal perang fregat milik Angkatan Laut Australia akan melakukan latihan menembak dengan peluru tajam (live firing) yang sudah diagendakan sejak lama.
Amerika Serikat pekan ini mengerahkan rudal perusak miliknya ke Kepulauan Spratly sebagai bagian dari gertakannya dalam mengklaim teritorial China.
Disaat yang bersamaan kapal perang fregat milik Angkatan Laut Australia HMAS Stuart dan HMAS Arunta dijadwalkan akan tiba di pelabuhan Cina Zhanjiang akhir pekan ini, menjelang kegiatan latihan menembak bersama dengan kapal perang China pada hari Senin mendatang.
Menteri Pertahanan Marise Payne mengatakan latihan ini akan berjalan seperti yang sudah direncanakan, meskipun terjadi peristiwa baru-baru ini.
"Angkatan Laut Australia memiliki sejarah panjang keterlibatan dengan angkatan laut regional dan secara teratur melakukan kunjungan pelabuhan dan latihan bersama - termasuk dengan China," kata Payne dalam sebuah pernyataan.
"Belum ada perubahan atau penundaan jadwal kapal HMAS Arunta dan HMAS Stuart menyusul terjadinya kegiatan Amerika Serikat di Laut Cina Selatan pada tanggal 27 Oktober 2015."
Menteri Luar Negeri Julie Bishop mengatakan Australia belum diminta untuk bergabung dengan manuver AS dan tidak memiliki rencana untuk melakukannya.
"Kita telah melakukan latihan dengan AL AS, kita juga telah melakukan latihan bersama dengan AL China - jadi kita akan melanjutkan operasi kita di kawasan," akta Bishop kepada wartawan di Melbourne.
"Kita percaya secara fundamental dalam prinsip kebebasan navigasi dan kebebasan penerbangan dan kita akan terus melakukan hal aitu sesuai dengan ketentuan hukum internasional,"
Angkatan Laut Australia merupakan satu-satunya angkatan pertahanan Barat yang melakukan 'latihan menembak" bersama AL China dan yang pertama dilakukan pada 2011.