Astaga, Bayi 'Berubah' Kelamin di RSUD Gowa
jpnn.com - MAKASSAR - Bayi berusia sembilan hari, diduga diculik atau tertukar di RSUD Syekh Yusuf, Gowa. Pihak kepolisian dan rumah sakit bergerak cepat mengusut kasus ini.
Ibu bayi, Kiki, 19 tahun, mengungkapkan, ia tak menyangka jika anaknya yang dititip di rumah sakit, akan tertukar. Sebab, ada petugas rumah sakit yang seharusnya menjaga 24 jam.
Apalagi, kedua anaknya menjalani perawatan khusus lantaran berat badannya belum normal selayaknya bayi yang baru lahir pada umumnya. Informasi tertukarnya salah satu bayinya ia ketahui saat datang ke rumah sakit, Sabtu, (18/7).
Ia kaget sebab petugas kesehatan yang berjaga di Ruang Perawatan Perinatologi, memberinya informasi bahwa kedua anaknya berjenis kelamin laki-laki. Padahal, ia yakin, bayinya berbeda jenis kelamin: laki-laki dan perempuan.
Karena yakin salah seorang anaknya diambil kemudian ditukar, Kiki bersama suaminya, Fendi, akhirnya mengambil keputusan untuk melaporkan kasus ini ke polisi. Hanya saja, Kiki memilih tetap ke rumah sakit untuk menyusui bayinya. Hanya Fendi yang melapor ke Polres Gowa, Minggu, (19/7).
Kiki melahirkan bayi kembar dengan cara operasi caesar pada Jumat, 10 Juli. Kedua bayinya lahir dengan berat masing-masing 2 kilogram. Sudah sembilan hari anaknya dirawat khusus karena butuh penanganan lanjutan.
Namun ia baru mengetahui anaknya tertukar pada hari ke-8, saat ia hendak menyusui keduanya di ruang khusus tersebut.
Apalagi memang, sejak dilahirkan, kedua bayi itu langsung dimasukkan ke Perinatologi agar petugas kesehatan bisa lebih fokus merawat dan mengamati perkembangan keduanya.
Tiga hari setelah melahirkan, Kiki diperbolehkan pulang ke rumah. Ia sempat dirawat di Ruang Perawatan III dan menjalani operasi caesar untuk melahirkan kedua anaknya. Usai operasi, Kiki menjelaskan, dokter yang menangani memberi ucapan selamat.
"Selamat ya, satu cewek satu cowok," ujar Kiki menirukan kalimat dokter di ruang persalinan.
Kiki bersama suaminya pun semakin yakin bahwa kedua bayinya berjenis kelamin laki-laki dan perempuan karena diperkuat oleh surat keterangan lahir dari rumah sakit yang menyebutkan bahwa anak mereka berjenis kelamin laki-laki dan perempuan.
"Saya juga pernah mengganti popoknya satu kali dan melihat kelaminnya. Perempuan," tutur Kiki saat sedang menyusui bayinya di Ruang Perinatologi.
Ia tak habis pikir, bagaimana mungkin jenis kelamin anaknya bisa berubah dalam waktu secepat itu. Memang setelah keluar dari rumah sakit, ia tidak setiap hari datang menjenguk bayinya lantaran kondisi tubuhnya masih drop usai menjalani operasi caesar.
Namun hari terakhir di rumah sakit sebelum dibolehkan, ia sempat mengganti popok bayinya dan menyaksikan jenis kelaminnya beda. Artinya, jika usia anak sembilan hari, kemudian bayinya tertukar pada hari ke delapan, maka kemungkinan itu terjadi kurun usia bayi tersebut 4-8 hari.
"Kemarin baru tahu bahwa cowok semua. Saya datang ke sini mau memberinya ASI," urai Kiki dengan suara lirih.
Kiki memang sempat komplain kepada petugas yang berjaga di Ruang Perinatologi. Namun semuanya memberi jawaban tak memuaskan. Kecurigaan mereka menguat sebab petugas kesehatan cenderung mengaku tak tahu menahu mengenai persoalan ini.
"Petugas kesehatan yang bertugas di sini, tidak tahu juga, Pak. Yakinka anakku ditukar," katanya.
Suami Kiki, Fendy, mengungkapkan, ia resah setelah mendapatkan informasi bahwa salah satu bayinya "berubah" jenis kelamin. Ia diberi tahu oleh istri dan keluarganya yang kebetulan ke rumah sakit. Setelah ia mengecek, ia pun meyakini bayinya ditukar.
"Kira-kira jam 5 sore baru saya tahu kemarin. Saya yakin ditukar karena pernah dilihat jenis kelaminnya, salah satunya perempuan," ujar pria yang bekerja sebagai tukang batu ini.
Ia tak terima begitu saja anaknya berubah jenis kelamin karena pasti ada yang tak beres. "Ada juga surat keterangan lahirnya, cewek dan cowok tertulis di situ. Kenapa pale dibikin begitu (laki-laki dan perempuan, red), jika kedua-duanya cowok," sesal Fendi.
Kiki dan Fendi tinggal di BTN Minasa Indah, Sungguminasa. Dua bayinya merupakan anak pertama mereka. Alasan tak terima keanehan itu sehingga Fendi melapor ke Polres Gowa.
Laporan Fendi diterima oleh petugas SPKT Polres Gowa, sore kemarin. Setelah diterima, polisi langsung terjun ke TKP dan memintai keterangan sejumlah petugas kesehatan di Ruang Perinatologi. Hanya saja, polisi belum bisa menyimpulkan pelaku yang menukar anak pasangan Fendi dan Kiki.
"Masih dilakukan penyelidikan dan meminta keterangan sejumlah saksi," ujar Kanit SPKT Polres Gowa, Aiptu Sultan.
Humas RSUD Syekh Yusuf Gowa, Taslim, mengatakan, keterangan petugas yang berjaga belum bisa seluruhnya diambil sebab masih dalam suasana libur. Namun pihak rumah sakit akan segera membahas kasus ini. Jika terbukti ada yang menukar bayi Kiki dan Fendi, maka sanksi telah menanti.
"Mungkin besok kita akan pertemuan semuanya. Yang jelas kita tidak akan rugikan orang tua bayi," ujar Taslim yang juga datang ke rumah sakit mengecek kondisi bayi Kiki.
Namun kasus ini akan lebih terbantu agar bisa terkuak lantaran adanya CCTV tepat menghadap ke koridor yang menjadi akses masuk ke Ruang Perinatologi. Dari CCTV ini, orang-orang yang lalu lalang selama empat hari terakhir, bisa teridentifikasi.
"Ada CCTV di sana, Pak," ujar staf pengamanan RSUD Syekh Yusuf, M Syafei. Sejauh ini, polisi belum mengambil CCTV tersebut. (zuk/ars)