Astaga, Takut Jadi Korban Pedofil, Pilih Dropout dari Sekolah
jpnn.com - PASCA terungkapnya skandal pelecehan seksual terbesar dalam sejarah Pakistan, jumlah siswa yang dropout alias meninggalkan sekolah justru bertambah banyak.
"Sebagian besar siswa memilih tinggal di rumah dan tidak pergi ke mana-mana, termasuk sekolah. Rata-rata, orang tua merekalah yang meminta anak-anaknya tidak sekolah lagi," kata Muhammad Saeed, kepala sekolah salah satu SMA swasta di Punjab.
Pelecehan seksual terhadap anak, sebagian besar bocah lelaki, menjadi momok baru di Punjab. Khususnya di Hussain Khan Wala yang terletak di Distrik Kasur.
Kini semua orang tua menjadi lebih protektif terhadap anak-anak mereka. Sebab, kasus pelecehan seksual itu tidak muncul sendirian. Pemerasan dan penyalahgunaan narkoba mengiringi kejahatan keji tersebut.
Pelecehan seksual terhadap anak atau penculikan sebenarnya bukanlah fenomena baru di Pakistan. Tapi, pelecehan seksual dengan tujuan komersial seperti yang terungkap di Hussain Khan Wala itu membuat politisi geram.
Apalagi, sejauh ini, Pakistan belum punya rumusan hukum yang pasti dan kuat untuk menjerat dan membuat jera para pelaku kejahatan seksual.
Reham Khan, istri Chairman Pakistan Tehreek-i-Insaf Imran Khan, prihatin mendengar pelecehan seksual berulang yang terjadi pada anak-anak tersebut.
Kamis lalu (13/8) perempuan cantik itu menegaskan, pemerintah tidak perlu menyelidiki lagi kasus tersebut. Sebab, yang masyarakat inginkan saat ini adalah keadilan yang sebenar-benarnya.
"Jika pemerintah tidak mau menuntaskan kasus ini, artinya ada yang perlu ditelusuri. Sebab, sebenarnya pemerintah tidak perlu menggali bukti lagi. Sudah ada ratusan saksi dan sekitar 400 rekaman video yang membuktikan kejahatan mengerikan ini," paparnya.
Dia berharap para legislator di parlemen segera bertindak. Sebab, Pakistan butuh hukum anti pelecehan yang jauh lebih tegas. (ABC/dawn/hep/c23/ami)