Auditor Lembaga Survei Harus Independen, Bukan Persepi
Perhimpunan Survei Opini Republik Indonesia berencana mengaudit sejumlah lembaga survei yang merilis hasil hitung cepat (quick count) pemilihan presiden, 9 Juli lalu. Ironisnya, beberapa orang yang menjadi pengurus perhimpunan itu berpihak pada salah satu pasangan capres-cawapres.
Misalnya, Andrinof Chaniago. Anggota dewan Etik Persepi itu merupakan pendiri Cirus Surveyors Group yang tercatat sebagai anggota tim pakar Joko Widodo (Jokowi)-Jusuf Kalla (JK). Hamdi Muluk yang juga anggota dewan etik Persepsi pun disebut-sebut memiliki kedekatan dengan pasangan capres-cawapres nomor urut 2 tersebut.
"Dilema, lembaga yang diharapkan netral, diisi mereka yang berpihak. Butuh komitmen besar untuk bersikap profesional," ujar pengamat politik dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Firman Noor saat dihubungi, Jumat (11/7).
Menurutnya, perlu dibentuk tim khusus untuk mengaudit lembaga survei yang dituding melakukan manipulasi data quick count. Dan anggota tim khusus itu bukan bagian dari anggota Persepi.
"Seharusnya ada auditor independen, bisa dari pihak asing atau kalangan dosen dan intelektual yang independen. Jadi, ada semacam dewan yang anggotanya tidak terkait dengan lembaga survei secara langsung," terangnya.
Dengan begitu, dia menilai hasil pengauditan akan lebih objektif dan bisa dipertanggungjawabkan. Dan masyarakat bisa menilai kredibelitas masing-masing lembaga survei.
"Jadi ada pengawasan, hasil auditnya tidak subjektif. Dan biarkan pasar yang menilai, apakah lembaga survei tersebut masih bisa dipercaya," tuturnya.
Firman menambahkan, hasil quick count yang dimanfaatkan pasangan capres-cawapres untuk mendeklarasikan kemenangannya,bentuk kesalahan penyikapan dari pasangan capres-cawapres tersebut.
"Konyol, hasilnya belum pasti tetapi sudah mendeklarasikan diri. Bikin panas situasi. Dan itu sudah di luar wewenang lembaga survei. Itu penyikapan yang salah terhadap lembaga survei," ujarnya. (rmo/jpnn)