Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Australia Didesak Perbaharui Kebijakan Antariksa Demi Dukung Industri Satelit

Senin, 15 Februari 2016 – 20:36 WIB
Australia Didesak Perbaharui Kebijakan Antariksa Demi Dukung Industri Satelit - JPNN.COM

Sejumlah entrepreneur Australia melirik angkasa sebagai peluang bisnis baru dengan mengembangkan industri satelit. Namun mereka mengaku kebijakan satelit Australia sudah tidak lagi sesuai untuk mendukung pertumbuhan industri ini.

Flavia Nardini adalah Direktur Eksekutif dua perusahaan Start-up di sektor antariksa berbasis di Adelaide, Ia  merupakan salah satu perusahaan kecil Australia yang terus berkembang dan melihat angkasa sebagau lahan mencari peluang bisnis. Ia memiliki tekad ambisius untuk menghubungkan dunia melalui teknologi satelit.
 
Meski demikian, sekalipun Perdana Menteri Malcolm Turnbull mendesak adanya revolusi inovasi, pendekatan kebijakan kuno Australia untuk sektor teknologi kedirgantaraan dan ruang angkasa menghambat pertumbuhan industri yang baru lahir ini.
 
Salah satu perusahaan milik Nardini ini, Fleet - yang merancang, membangun dan mengoperasikan nano-satelit - berhasil menerima modan dana melalui anggaran hibah senilai  $50.000 dari Pemerintah Australia Selatan.
 
"Kami akhirnya berhasil mendapat dana ini untuk Fleet dan itu sangat fantastis. Pemerintah melihat bagaimana kita dapat meningkatkan masyarakat Australia," katanya.
 
"Tapi saya berharap hal seperti ini tidak akan terjadi lagi di masa datang, karena sering pada titik tertentu Anda benar-benar harus menemukan jalan mengembangkan bisnis melalui investasi swasta."
 
Fleet adalah salah satu dari banyak perusahaan start-up berorientasi ruang angkasa yang mencari lembaga pemerintah tradisional masa lalu dan pendanaan untuk mencari keuntungan dari  investasi swasta seiring dengan kehadiran teknologi baru yang memungkinkan terbukanya jendela/ peluangberbiaya murah mengenai teknologi ruang angkasa sehingga bisa diakses dalam  skala yang jauh lebih besar.
 
Satelit, yang dapat digunakan untuk mengambil foto permukaan bumi, dapat melakukan hal-hal seperti bantuan selama musim kebakaran atau meningkatkan produktivitas di lahan pertanian.
 
"Satelit ini benar-benar lebih kecil, seperti 100 kali lebih kecil dari apa yang Anda kerap bayangkan mengenai satelit," kata Nardini.
 
"Lebih murah untuk diproduksi - Anda dapat membuatnya dalam dua bulan -  Anda luncurkan dan infrastrukturnya benar-benar beda,"
 
Perusahaan lain yang bergerak di industri ruang angkasa mengatakan kebijakan luar angkasa Australia disusun ketika misi luar angkasa masih membutuhkan biaya ratusan jutaan dolar - dan kini biaya tersebut telah jatuh hingga ribuan kali lipat - hingga hanya bisa membutuhkan biaya hingga paling sedikit ratusan ribu dolar saja.
 
Australia memang memiliki program luar angkasa aktif sejak tahun 1947, tapi Kebijakan Pemanfaatan Satelit menyatakan kalau program tersebut tidak ditujukan untuk menerbangkan manusia ke luar angkasa, kemampuan peluncuran domestik atau untuk eksplorasi planet lain".
 
Industri ruang global diperkirakan bernilai sekitar $US1 triliun pada tahun 2050.
 
Australia sendiri sudah memiliki industri luar angkasa yang sedang berkembang, namun kebijakan ini tidak sejalan lagi  dengan laju teknologi dan pertumbuhan industri luar angkasa, kata salah satu perusahan utama di industri ini.
 
"Singkatnya, biaya misi luar angkasa telah jatuh seribu kali lipat, kami ingin merebut keuntungan dari situasi yang terjadi didalam industri ini karena terbukanya jalan bagi peluang proyek antariksa berbiaya murah untuk melompati model lama dalam mengeksplorasi ruang angkasa," katanya.
 
"Kita semacam sedang membuat keputusan kita tidak akan menunggu pemerintah, kita akan menunjukan kepemimpinan dan kita akan mengeksekusi misi antariksa kami dengan menggunakan pola pemikiran perusahaan start-up,"
 
Pengusaha mengatakan mereka akan memanfaatkan investasi swasta dan kemitraan dengan universitas daripada  menunggu dukungan pemerintah, mereka juga akan  membangun perusahaan baru dan aplikasi baru yang dapat memecahkan masalah di Bumi.
 
Beberapa perusahaan start-up, termasuk delta-V, bekerja pada proyek-proyek termasuk miniatur satelit, pengumpulan data dan observasi bumi menggunakan kamera hiper-spektral.
 
Andrew Dempster, Direktur Pusat Australia untuk Riset Mesin Antariksa, University of New South Wales mengatakan Australia secara teknologi sebenarnya mampu menjalankan industri ruang angkasa.
 
"Kita adalah kelompok ekonomi dua terbesar di dunia yang tidak memiliki badan antariksa dan tidak ada alasan nyata untuk tidak melakukan hal itu sebenarnya pada awalnya,"
 
"Kami jauh lebih positif tentang mana yang bisa dilakukan dan kami punya 10 untuk selusin kecil perusahaan start-up yang berbeda, orang sekarang benar-benar mencari cara untuk benar-benar bisa menjejakan kaki di ruang angkasa.
 
"Di sisi kebijakan saya pikir bukan perubahan kebijakan yang kita butuhkan, tapi kita butuh kebijakan,"
 
industri ruang Australia sudah masuk dalam peta internasional, dengan Universitas Luar Angkasa Internasional menjalankan program luar angkasa sementara di Kutub Selatan pada musim panas di Adelaide, tahun depan, Australia akan menjadi tuan rumah International Astronautical Congress, konferensi ruang terbesar di dunia.
 
Menteri Perindustrian, Inovasi dan Ilmu Christopher Pyne mengumumkan Oktober lalu bahwa Pemerintah Australia akan meninjau undang-undang yang mengatur kegiatan ruang angkasa sipil di Australia untuk "memastikan aturan itu secara tepat dapat menyeimbangkan kewajiban internasional Australia dengan mendorong inovasi industri dan kewirausahaan".
 

 

Sejumlah entrepreneur Australia melirik angkasa sebagai peluang bisnis baru dengan mengembangkan industri satelit. Namun mereka mengaku kebijakan

Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News