Senin, 09 Mei 2016 – 21:00 WIB
Industri bedah kosmetik Australia yang tengah booming akan ditertibkan. Dewan Medis Australia memberlakukan pedoman baru yang keras bagi dokter.
Penertiban industri bedah kosmetik ini akan mencakup kewajiban bagi dokter memberikan waktu jeda bagi pasien untuk mempertimbangkan keinginan dan konsekwensi keputusan mereka sebelum menjalani operasi plastik.
Ketua Dewan Medis, Dr Joanna Flynn mengatakan semua dokter yang melakukan bedah kosmetik harus mengikuti aturan baru tersebut untuk melindungi masyarakat.
"Kami menyadari bahwa ada beberapa praktisi yang terus menerus muncul dalam perhatian kami berdasarkan laporan dan keluhan pasien karena hasil operasi plastik yang buruk," katanya.
"Kami merasa aturan baru ini akan membuat situasi yang lebih jelas mengenai apa yang diharapkan dari dokter bedah plastik tersebut dan kami berharap para dokter bedah akan memperbaiki dan meningkatkan praktek mereka,"
Dibawah aturan baru ini, semua dokter harus menyediakan antara lain periode jeda 3 bulan bagi pasien dibawah usia 18 tahun, begitu juga dengan konseling wajib dengan psikologi, psikiatri atau dokter umum, praktisi bedah kosmetik untuk "bertanggung jawab secara penuh" selama masa perawatan pasca-operasi,.
Selain itu mereka juga diwajibkan menyediakan fasilitas darurat ketika menggunakan obat bius/anestesi, konsultasi wajib baik secara langsung maupun via Skype bagi pasien dalam mempertimbangkan pemberian resep obat suntik seperti Botox dan penyaring, informasi tertulis yang rinci mengenai biaya-biaya yang harus ditanggung pasien.
Bedah kosmetik kini semakin populer di Australia. Menurut data terbaru, warga Australia menghabiskan lebih banyak uang untuk prosedur kosmetik per kapita dari Amerika.
Setiap tahun, 16.000 warga Australia melakukan operasi implan payudara dan 15.000 orang lainnya menjalani sedot lemak, dan sedikitnya $300 juta setiap tahunnya pada suntikan anti-kerut.
Dr Flynn mengatakan diperlukan standar pengamanan baru yang dibutuhkan, terutama bagi pasien di bawah usia 18 tahun yang berniat melakukan bedah kosmetik.
"Kita tahu bahwa orang-orang muda sering tidak sabar dan sering rentan dengan cara yang berbeda dengan orang yang lebih dewasa, dalam kaitannya dengan harga diri, dan kekhawatiran tentang penampilan," katanya.
Dia mengatakan jumlah pemuda Australia yang melakukan prosedur kosmetik semakin meningkat.
"Kami pikir ada risiko yang lebih tinggi yang memerlukan regulasi yang lebih ketat untuk orang-orang di bawah 18 tahun," katanya.
"Kami berharap perubahan aturan ini akan berdampak dan bahwa sejumlah orang mungkin mempertimbangkan untuk menjalani operasi kosmetik kembali selama masa tenang."
Pedoman baru ini akan wajib untuk semua penyedia jasa bedah kosmetik termasuk ahli bedah plastik spesialis, ahli bedah kosmetik dan dokter, terlepas dari kualifikasi mereka.
Dewan juga mengidentifikasi berbagai masalah keamanan yang diakui kalau mereka tidak memiliki kekuatan untuk mengatasinya, termasuk penggunaan anestesi di fasilitas kesehatan swasta.
"Kami menyerahkan masalah seputar aturan lebih lanjut mengenai penggunaan anestesi pada Menteri Kesehatan Negara Bagian untuk mengaturnya," katanya.
Bulan lalu, ABC mengungkapkan rincian dari penyelidikan oleh otoritas kesehatan New South Wales yang menemukan salah satu klinik penyedia jasa bedah kosmetik paling populer di Australia, The cosmetic Institute, memberikan obat penenang pada tingkat yang berbahaya bagi pasien tanpa persetujuan mereka.