Ayo Cepetan Gabung ITX, Gratis Buat Pebisnis Pariwisata
Nah, bagaimana yang sudah punya website sendiri? Itu lebih bagus karena mereka sudah menjalankan marketing secara digital dan online.
Tinggal, sudahkah web itu ready commerce? Sudah adakah booking dan payment system? Kalau belum, maka itu belum masuk dalam digital. “Kalau sudah punya website, tinggal diintegrasikan dengan booking system dan payment engine, agar sempurna menyambut era digital,” kata dia.
Bagaimana syarat masuk ITX atau menyeleksi members-nya agar tidak sembarang orang bisa masuk dan berbisnis di pariwisata? “Prinsipnya mudah, siapkan NPWP, TDP (tanda daftar perusahaan) berbadan hukum. Boleh PT, boleh juga CV. Kami juga harus mengedukasi, agar mereka taat dengan aturan main ini. Perseorangan juga boleh. Nanti, harus mendapatkan rekomendasi atau kurasi dari paguyuban, koperasi, asosiasi, atau lembaga yang berkompeten. Jadi tidak asal orang masuk,” kata dia.
Apa saja industri yang boleh masuk? Jawabannya adalah apa saja yang bergerak di bidang pariwisata, atau ada kaitannya dengan servis pariwisata. Hotel, resort, villa, apartemen, convention center, restoran, suvenir, rent car, theme park, café dan segala macam atraksi. Juga penyelenggara event, seperti showbiz, menjual tiket konser, pertandingan olahraga, musik, pertunjukan seni budaya dan lainnya. Mereka itu tergolong supplier, penyedia jasa langsung.
Ada lagi industri yang bergerak sebagai distributor, seperti pembuat paket perjalanan wisata, paket yang mengkolaborasi berbagai supplier di atas. Dia menggabungkan hotel, atraksi, rent car, ticketing, souvenir, resto dan lainnya.
“Antara supplier dan distributor bisa saling bertransaksi juga. Dan ITX hanya sekali charge, sebesar 2,5 persen success fee saja. Kalau tidak terjadi transaksi, tidak akan diminta untuk membayar iuran bulanan,” kata dia.
Acara ini dibuka langsung oleh Kadisbudpar Jatim Jarianto dengan tiga orang narasumber. Yakni Stafsus Menpar Bidang IT Samsriyono Nugroho yang memberi gambaran besar Go Digital Kemenpar, Stafsus Menpar Bidang Komunikasi Publik Muh Noer Sadono yang mengangkat sosmed marketing dengan memanfaatkan Facebook, Twitter, Instagram, Youtube, Weibo, WeChat, Line, dan lainnya untuk mempromosikan destinasi maupun events. Sedangkan yang terakhir adalah Claudia Ingkiriwang, Ketua Probis Indonesia Travel Xchange (ITX) yang diendors Kemenpar untuk membangun platform go digital.(adv/jpnn)