BACA: Polisi Biarkan Pemuda Ini Beraksi di Depan Menko Puan Maharani
jpnn.com - PARIGI MOUTONG – Biasanya aksi demonstrasi mahasiswa atau pemuda mendapat pengawalan dari aparat kepolisian. Penjagaan makin ekstra ketat apabila daerah itu kedatangan tamu penting atau pejabat negara. Hampir pasti aparat kepolisian dibantu TNI mengawal massa aksi itu.
Namun hal itu tak berlaku di Parigi Moutong, Sulawesi Tengah. Polisi justru terkesan tak berdaya. Para remaja dibiarkan beraksi menyampaikan aspirasinya kepada Ibu Puan Maharani (Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan). Kok bisa? Ini ceriteranya.
Jumat (18/9), Menko Puan Maharani sebelum memberikan pengarahan kepada 150 orang peserta Lintas Nusantara Remaja dan Pemuda Bahari (LNRPB) Sail Tomini 2015 dan Siswa SMA Negeri I Parigi, Sulawesi Tengah (Sulteng), para remaja dan pemuda terlebih dahulu membacakan deklarasi. Namun, tak ada aparat kepolisian yang menghalangi aksi para remaja ini.
Adapun isi Deklarasi para remaja ini, yakni remaja Parigi Moutong ingin tumbuh di lingkungan keluarga yang penuh kasih saying; remaja Parigi Moutong ingin berada di lingkungan sekolah yang membentuk karakter kami sehingga kami dapat menjadi remaja yang lebih baik.
Selain itu, remaja Parigi Moutong ingin lebih bijaksana dan cerdas dalam mengambil keputusan serta mau bertanggung jawab; remaja Parigi Moutong akan saling mengingatkan antar teman untuk tidak melakukan prilaku beresiko terinveksi HIV, dan remaja ingin mendapatkan dukungan Dinas Pendidikan untuk mengintegrasikan pendidikan tentang HIV dan AIDS ke dalam kurikulum.
Setelah mendengarkan deklarasi itu, Menko PMK, Ibu Puan Maharani berpesan agar senantiasa mampu menjaga pergaulan bagi pemuda untuk mencegah HIV/AIDS dan Narkoba, karena pemuda merupakan penerus generasi bangsa.
“Kita bisa hebat karena berani beraksi mencegah HIV/AIDS,” kata Ibu Puan seperti dikutip dalam siaran pers Komandan Satuan Tugas Penerangan (Dansatgaspen) Sail Tomini 2015, Kolonel Laut (KH) Drs. Supriyono, M.M.(fri/jpnn)