Bahagia Langit
Oleh Dahlan IskanHari itu sang psikolog mengungkap soal meningkatnya bunuh diri remaja --bahkan sudah ada panduan untuk bunuh diri di dunia maya.
Maka pembicaraan pindah dari industri 4.0 ke soal bahagia. Saya pun terdesak untuk terpaksa berteori. Tentang bahagia.
Namun saya takut pada para psikolog di situ. Maka saya minta merekalah yang lebih dulu berteori. Dari buku pun boleh. Siapa tahu sudah ada buku yang menulis definisi ”apakah bahagia itu”.
Tidak satu pun mau bicara. Saya minta ibu Semarang itu yang bicara. Juga tidak mau.
Maka terpaksa saya sendiri yang mendefinisikan apakah bahagia itu. ”Bahagia adalah tercapainya keinginan”.
Kian tercapai sebuah keinginan kian bahagia seseorang.
Kian agak tercapai kian agak bahagia.
Kian tidak tercapai kian tidak bahagia.